Rabu, 27 Juni 2012

Membayar Hutang


Berbulan-bulan yang lalu, blog gue ini mendapatkan award dari seorang teman blogger yang bernama Syifa. Award ini bertajuk Versatile Award.


Pertama kalinya gue nggak sadar kalau gue dapat award ini, karena Syifa memberi tahu lewat chat box di samping kanan situ tuh.. Berhubung gue jarang ngecek chat box (isinya spammer semua, bok.. pengen eik hapus deh rasanya), jadi gue baru sadar setelah sekitar dua minggu lamanya. Begitu gue iseng cek chat box dan ternyata ada pesan dari Syifa, waaah gue langsung merasa seperti seorang pendosa. Langsung lah gue mengucapkan terima kasih kepada Syifa di blognya, namun meminta maaf karena “pekerjaan rumah”nya belum bisa secepatnya gue kerjakan. Alasannya? Apalagi kalau bukan lagi banyak t-u-g-a-s.

Sekali lagi, terima kasih ya, Syifa, atas pemberian award ini.. dan maaf baru bisa dikerjakan sekarang.
Entah mengapa Syifa bisa menganggap bahwa gue pantas untuk mendapatkan Versatile Award. Mungkin karena blog gue ini isinya campur-campur dan serba guna (meski nggak berguna-berguna amat sih >.<). Memang, niat awal bikin blog ini sebenarnya untuk memuaskan diri sendiri dan artikel-artikel yang gue buat di sini penuh dengan subjektivitas. Jadi, buat yang nggak suka dengan sesuatu yang bersifat subjektif, silakan angkat kaki dari blog ini (mengusir dengan halus :p).

Dan “pekerjaan rumah” yang harus gue bikin dari award ini, yaitu “7 things about myself”. Hmm.. kali ini akan gue buat dengan spontanitas saja, apa yang tebersit dalam benak gue, akan langsung gue tuliskan di sini. Mari kita mulai:

1. Gue adalah seorang pencinta wewangian. Khususnya wangi lemon. Tapi bukan berarti gue ngelem gitu, ya. Kalau nggak ada juga nggak bakal gue cari-cari setengah mati. Yang jelas di kamar gue ada dua gel pengharum ruangan dan satu tabung semprot pengharum ruangan beraroma lemon. Di samping lemon, suka sama wangi apel dan karbol. Iya. Karbol :p

2. Terkadang gue malas makan nasi. Ya, dalam satu kurun waktu tertentu gue bisa betah nggak makan nasi dan berulang untuk beberapa hari ke depannya. Lapar? Sudah pasti. Tapi mulut ini tetap tidak mau menyerah untuk mempertahankan agar nasi tidak masuk ke dalam mulut. Biasanya sih gue substitusi dengan cemilan-cemilan atau karbohidrat lain, seperti mie atau roti. 

3. Waktu kecil, rambut gue panjaaang sekali. Rekor rambut terpanjang waktu SD sampai di bawah pantat. Kalau ke sekolah rambut gue selalu di kepang. Nyokap gue suka bereksperimen dengan kepangan, sampai guru di sekolah terheran-heran. Dulu gue selalu menolak untuk dipotong rambutnya, kalaupun dipotong hanya 1-2 cm saja. Tapi sejak SD kelas 6 sudah mau dipotong rambutnya sampai sebahu. 

4. Gue ini aslinya pendiam. Eh, nggak juga deh. Gue ini aslinya bawel. Aarghhh, nggak juga. Gue sendiri bingung, sebenarnya gue ini pendiam atau bawel. Kalau di suatu tempat Anda menemukan gue menjadi seorang pendiam, berarti gue sedang tidak nyaman dengan suasana tersebut, namun kalau Anda menemukan gue sebagai seorang yang bawel, berarti gue sedang dalam keadaan nyaman di suasana itu. Berarti bisa ketebak dong ya, kalau gue ketemu Anda bisa ngobrol panjang lebar, itu tandanya Anda adalah seseorang yang bisa membuat gue nyaman : )

5. Gue hanya bisa dua jenis olahraga, yaitu renang dan lari. Olah raga yang berhubungan dengan bola? Nggak deh, makasih. Mending gue disuruh bikin kue onde-onde aja.

6. Belajar main piano mulai kelas 2 SD, pertama kali belajar pakai not angka. Kelas 6 SD mulai belajar lagu klasik pakai not balok. Sempat males semales-malesnya main piano saat SMP dan SMA, sampai nyokap mengancam piano akan dijual kalau nggak dimainin. Gue memohon agar tidak dijual tapi tetap saja gue malas memainkannya. Entah dapat semangat dari mana, tiba-tiba pas kuliah jadi suka lagi main piano, hingga sekarang. Oh ya, kalau ada yang mau les piano atau keyboard sama gue, boleh lho, hubungi gue aja ya *uhuuuk *promosi *serius lho ini :D

7. Mata gue minus. Kanan minus 2.75 dan kiri 2.50. Dulu selama tiga tahun mata kanan gue sempat minus 3.00, dan ajaibnya bisa berkurang seperempat. Tapi jangan heran kalau di tengah jalan Anda menemui gue nggak pakai kacamata, gue masih bisa jalan-jalan tanpa kacamata. Bukan karena nggak pede, tapi lebih karena kurang nyaman kalau pakai kacamata terlalu lama. Dan jangan lebih heran kalau melihat gue sering salah menyapa orang. Urat malu gue sudah putus untuk urusan yang satu itu :p

Sekiranya cukup sekian dari diri gue yang dapat gue bagikan kepada Anda semua. Masih banyak lagi sebenarnya sisi-sisi terang dan gelap yang menarik untuk diceritakan.. sok penting lo, Cit.

Lalu, Versatile Award ini sebenarnya adalah award berantai yang harus diteruskan kepada blogger lainnya. Tapi, bukannya pelit nih ya, diibaratkan dengan buah, menurut gue award ini sudah mencapai tingkat kematangan yang teramat matang. Kalau dimakan, buah tersebut rasanya sudah hampir tidak enak. Sama dengan award ini. Karena gue mendapatkannya sudah berbulan-bulan lalu, maka gue khawatir blogger yang gue teruskan untuk mendapat award ini sudah mendapatkan award yang sama. Jadi, gue mohon izin dan mohon maaf karena gue tidak melanjutkan award ini kepada siapapun : (

Eh tapi jangan kapok-kapok ngasih gue award ya. Kalau ada waktu sih pasti langsung gue kerjakan dan gue patuhi persyaratannya. Meski bukan banci award, apapun yang teman-teman blogger berikan kepada gue pasti akan gue hargai setinggi mungkin.  Terima kasih, blogger : )

Psst Syifa, hutangnya udah lunas ya! : )



Rabu, 13 Juni 2012

Kartun Tergalau


Pernahkah di suatu ketika, secara tidak sadar, Anda mendendangkan sebuah lagu yang tidak pernah Anda rencanakan atau pikirkan sebelumnya?

Kalau gue sih, pernah. Sering malah.

Tapi lagu yang gue nyanyikan beberapa hari lalu membuat gue cekikikan dan keheranan sendiri sampai sekarang kalau ingat mengapa tiba-tiba gue bisa menyanyikan lagu itu.

Jadi, beberapa hari lalu, saat gue sedang dalam “kenikmatan” mengerjakan tugas UAS (yang mana jam tidur gue selalu di kisaran pukul 03.00 malam), pada pagi harinya saat bangun dari tidur, gue turun ke lantai bawah. Di saat perjalanan menuju lantai bawah itulah, di tengah tangga, tiba-tiba mulut gue menggumamkan lagu ini:

Hutchi anak yang sebatang kara, pergi mencari ibunya
Di malam yang sangat dingin, teringat mama
Walaupun kesepian, Hutchi tetap gembira
Mama, mama… di mana kau berada
Mama, mama… suatu saat pasti bertemu

Sesampainya di bawah, gue langsung ngakak dan terheran-heran. Kok bisa ya tiba-tiba gue menyanyikan lagu itu?

Keheranan itu menjadi hal yang wajar mengingat sudah bertahun-tahun lamanya gue tidak pernah mengingat lagu dan film kartun Honeybee Hutch tersebut. Selain itu, gue sama sekali tidak suka dengan film kartun tersebut, bahkan cenderung benci. Makanya gue ngerasa aneh kenapa gue bisa nyanyi lagu itu. Ternyata, tugas UAS benar-benar dengan sukses membuat gue gila : ))

Gue lupa kapan tepatnya film kartun Honeybee Hutch disiarkan di Indonesia. Seingat gue film kartun ini dulu ditayangkannya di waktu-waktu maghrib. Dan seperti yang telah gue sebut sebelumnya, bahwa gue membenci film kartun ini. Namun lain halnya dengan kakak gue yang merupakan penggemar berat Honeybee Hutch. Perlu digarisbawahi ya, kakak gue adalah seorang laki-laki.

Mengapa jenis kelamin kakak gue menjadi penting? Karena Honeybee Hutch menurut gue adalah film kartun tergalau sepanjang masa yang bisa merusak moral bangsa. Pantas saja anak-anak seumuran gue banyak yang galau, wong waktu beranjak remaja tontonannya beginian. Untung gue nggak suka, makanya sampai sekarang gue anti-galau *woooh *disorakin satu RT

Saat kartun ini ditayangkan, nyokap gue sering menghardik agar gue (dan khususnya kakak gue) untuk tidak menonton film kartun ini. Sebab nyokap nggak suka sama acara televisi yang isinya tangis-tangisan. Meski acara televisi kesukaan nyokap sekali pun, salah satu sinetron, misalnya, ada adegan nangis-nangisan pasti langsung diganti sama nyokap gue (sinetron zaman dulu tangis-tangisannya masih sedikit-sedikit, nggak kayak sinetron sekarang). Padahal Honeybee Hutch ini ceritanya supermelankolis. Hutchi, pemeran utama di film kartun ini, selalu menderita di setiap episodenya. Hutchi adalah seorang lebah yang terpisah dari ibunya si ratu lebah dan ia berjuang agar suatu hari bisa bertemu ibunya, namun di tengah perjuangan itulah ia sering mendapatkan penderitaan. Gue kurang jelas ceritanya seperti apa (karena gue nggak nonton), tapi garis besar kisahnya kurang lebih seperti itulah. Jika di antara Anda ada yang mau mengoreksi, monggo diluruskan ceritanya seperti apa : )

Hutchi, lebah melankolis yang sebatang kara
Balik lagi ke kisah di luar Hutchi. Jadi, kakak gue itu sudah sering dilarang oleh nyokap agar tidak menonton kartun tersebut. Tapi dengan santainya dia tetap menonton kartun tersebut hingga selesai. Gue sesekali kepo menanyakan sudah sampai mana ceritanya. Bukan. Bukan karena gue gengsi kepengen nonton tapi sudah terlanjur bilang nggak suka. Tapi pengen tahu sejauh mana kisahnya karena gue pengen kartun itu cepat-cepat habis, sebab mendengarkan soundtracknya saja kuping gue rasanya sudah hampir teriris-iris.
Di suatu ketika gue diceritain sama kakak gue, katanya Hutchi sudah bertemu dengan ibunya, namun terpisah lagi. Walaaah gue yang dengerin ceritanya langsung frustasi, apalagi kalau nonton sendiri. Gue bisa membayangkan, mungkin stok kesabaran gue bisa habis kalau gue nonton dengan mata kepala gue sendiri. Eh tapi herannya, kakak gue yang lelaki sejati itu tetap saja mau nonton. Hahahah, kacau lo mas.
Tapi kemungkinan terbesar mengapa kakak gue suka film kartun ini adalah ceritanya berkisar tentang kehidupan serangga. Terbukti, ketika dewasa ia menjadi sarjana biologi dan peminatan utamanya pada serangga :D

Entah bagaimana cerita film kartun itu pada akhirnya, gue nggak peduli, yang jelas gue bahagia tidak lagi mendengarkan soundtrack lagu itu setiap maghrib dan tidak mendengarkan lagi perkembangan cerita di setiap episode Honeybee Hutch.

Beberapa hari lalu saat kakak gue main ke rumah, gue mengingatkan kakak dan nyokap tentang film kartun ini, mereka pun langsung terbahak-bahak. Nostalgia tentang larangan nyokap dan kakak gue yang keukeuh menonton film itu sampai habis. Tentu, nostalgia itu ditutup dengan nyanyian:

Hutchi anak yang sebatang kara, pergi mencari ibunya
Di malam yang sangat dingin, teringat mama
Walaupun kesepian, Hutchi tetap gembira
Mama, mama… di mana kau berada
Mama, mama… suatu saat pasti bertemu

Hutchi bermimpi untuk bertemu ibunya

Gambar diambil dari sini dan sini.

Senin, 11 Juni 2012

Libur Telah Tiba, Hatiku Gembira


Libur telah tiba, hore hore hore! Simpanlah tas dan bukumu, lupakan keluh kesahmu. Libur telah tiba, libur telah tiba, hatiku gembiraaa!

Itulah bait lagu yang sedang kencang-kencangnya bergaung di telinga gue sejak tiga hari yang lalu. Karena apa? Karena gue sudah mulai memasuki liburan semester. 

Yeaaay!

Liburan semester ini sudah gue rindukan sejak kurang lebih dua bulan lalu, saat perkuliahan mulai menunjukkan sifat aslinya: tiada hari tanpa tugas. Di mana tiada topik pembicaraan yang lebih hot ketimbang tugas: Penelitian X jadi ambil topik apa? Tugas Y dikumpulinnya kapan? Kuis Z bahannya yang mana aja?Laporan bacaan dipresentasiin atau diketik juga?

DHUAARR! *isi kepala berhamburan

Tidak, bukannya gue tidak suka kuliah. Kalau gue nggak suka kuliah sih mana mungkin gue memutuskan untuk kuliah lagi.

Tapi kalau tiap makan, tiap bangun tidur, tiap hembusan nafas yang keinget cuma tugas, tugas, dan tugas... Maka, liburan semester ini menjadi hal yang sangat gue tunggu-tunggu.

Satu minggu sebelum liburan datang, di saat gue sedang mengerjakan lima tugas UAS dan satu penelitian, gue sudah merencanakan kalau libur akan berbuat ini, itu, dan sebagainya. Bahan-bahan untuk mengisi kegiatan saat liburan pun sudah disiapkan.

Tapi sepertinya rencana berbeda dengan kenyataan. Sehabis mengumpulkan tugas UAS untuk terakhir kalinya, malamnya gue langsung tidur sampai keesokan harinya dengan total waktu 13 jam. Mungkin saat itu fisik gue turut menghukum jiwa gue yang selama ini memaksanya untuk selalu begadang setiap malam. Fisik gue balas dendam terhadap jiwa gue. Muahahahaha.

Hari Sabtu, suasana ngantuk belum juga usai. Sabtu malam gue tidur dengan cepat. Hari Minggu, suasana pun belum berubah. Minggu malam gue (kembali) tidur dengan cepat.

Merasa hidup mulai tidak ada gunanya, gue pun lapor ke nyokap, kenapa gue jadi anak-yang-mudah-tidur begini, padahal dari zaman dahulu kala gue terkenal sebagai orang yang nggak bisa tidur cepat. Reaksi nyokap, “Yaa nggak apa-apa… Itu namanya badan kamu butuh istirahat. Tidurlah sepuas kamu, sampai satu minggu begitu terus juga nggak apa-apa.” Hihihi, ibuku memang tiada duanya! : )

 Jadi… Mulai minggu ini gue akan menikmati liburan dengan tenang. Semoga gue tidak terbuai dengan liburan yang bisa menghanyutkan gue kepada hal-hal tidak berguna.

Untuk siapa pun yang sedang liburan seperti gue, mari kita isi liburan ini penuh suka cita : )

Selamat berlibur!

Gambar diambil dari weheartit