Rabu, 22 Januari 2014

Jodoh


“Cit, Si Ani nikah!” – Ani, bukan nama sebenarnya, pun yang dimaksud bukan Ani Sang Ibu Negara
“Iya, gue tahu.”
“Lo tahu gak nikahnya sama siapa?”
“Sama siapa?”
“Adi Suwito!” – lagi-lagi bukan nama sebenarnya, bukan pula nama artis idola (emang ada artis namanya Adi Suwito? :D)
“AH SERIUS LO?”
Bagaimana nggak kaget, Ani adalah teman sekelas gue sewaktu kelas XI SMA dan Adi Suwito adalah teman sekelas gue di kelas 5 SD. Mereka berdua dipertemukan di jurusan dan universitas yang sama.
 ---
Gue langsung pusing, oke, jangan-jangan jodoh gue nanti adalah teman TK gue.
---
Kabar pernikahan yang gue ceritakan barusan adalah sebuah berita yang diceritakan oleh seorang teman dalam perjalanan menuju sebuah acara di hari Minggu kemarin. Ya, hari Minggu tanggal 19 Januari kemarin adalah salah satu hari Minggu terbahagia dalam hidup gue karena dua sahabat baik gue menikah. Si mempelai wanita adalah seseorang yang sudah gue kenal baik sejak kelas 5 SD dan kami dipertemukan lagi di SMA yang sama, sedangkan si mempelai pria adalah seseorang yang sudah menjadi sahabat gue sejak kelas XI SMA hingga sekarang. Kami bertiga pernah satu kelas saat kelas XI tapi di kelas XII gue terpisah dengan mereka yang kembali sekelas. Gue tahu betul bagaimana si sahabat pria jatuh cinta kepada si sahabat wanita hingga akhirnya si sahabat pria bisa “lepas sendiri” untuk mendapatkan hati si sahabat wanita meski saat itu jarak mereka terpisah antara Jogja-Semarang untuk berkuliah. Gue bangga karena akhirnya mereka dapat dipersatukan dalam ikutan pernikahan. Tak ada luapan kebahagiaan yang bisa gue gambarkan ketika melihat mereka berdua kirab (iring-iringan pengantin menuju pelaminan) hingga bersanding di pelaminan. Selamat Fajri dan Fadil, semoga menjadi keluarga yang penuh berkah dan selalu dirahmati Allah SWT.
---
Memang benar kata Afgan, “Jodoh pasti bertemu.”
Namun… bertemu di mana dan bertemu dengan siapa adalah rahasia Tuhan.
---
Sesaat setelah sibuk mencicipi (hampir semua) makanan di resepsi pernikahan Fadil dan Fajri (btw, makanannya enak-enak banget deh), gue dan kawan-kawan memutuskan untuk berfoto ria. Saat hendak mencapai tujuan foto yang kami inginkan, Intan, teman gue, dipanggil oleh seseorang. Sontak kami menengok ke sumber suara. Intan langsung menghampiri si pemanggil. Gue melihat sosok orang itu dari kejauhan dan awalnya gue mengira itu adalah kakak kelas gue, sehingga gue mengikuti jejak Intan. Setelah melihat dari dekat, ya ampun, dia adalah teman di bimbel NF semasa gue SMP! Gue langsung menembak, “Okta, kenal nggak sama aku?” Okta mengernyitkan dahi dan dengan sapaannya yang ramah, “Inget dong, temen Kimia kan?” Gue langsung sebel, “Ih bukan, ini Citta! Temen NF!” Okta langsung melebarkan senyum, “Ooh iya! Citta!”.
Jadi, gue dan Okta adalah teman NF semasa SMP sedangkan Intan dan Okta adalah teman NF saat SMA. Waktu SMA gue juga belajar di NF tapi tidak sekelas dengan Okta, maka kami sudah lama sekali tidak bertemu.  Hal yang lebih mengejutkan adalah ternyata Okta baru saja menikah dua bulan lalu dengan teman sekelas gue dan Intan di kelas XI yaitu Ahmad. Padahal Okta anak SMA 1 sedangkan gue, Intan, dan Ahmad adalah anak SMA 2.
Daripada bingung, nih gue buatin premisnya:
Gue teman sekelas Okta di NF waktu SMP.
Intan teman sekelas Okta di NF waktu SMA.
Gue, Intan, dan Ahmad adalah teman SMA.
Okta dan Ahmad adalah suami istri.
Kesimpulan:
Dunia sempit banget, man!
---
Jodoh itu benar-benar misteri. Gue belum tahu siapa yang akan menjadi jodoh gue nanti. Siapa tahu temannya teman tetangganya sepupu gue adalah jodoh gue. Atau jangan-jangan benar kata Shandi, teman kuliah S-1 gue, di sebuah perbincangan melalui telepon genggam:
Shandi (S) :“Kamu udah bisa nyetir motor?”
Citta (C)    : “Belum.”
S             : “Citta.. Citta.. Jangan-jangan jodohmu nanti sopir angkot!” – mengingat ke mana-mana gue selalu pakai angkot
C             : “ASTAGHFIRULLAH! JAHAT BANGET KAMU SHAN!!!”
S              : “Lho, kok jahat sih, kan kayak di FTV-FTV gitu..”

FTV? YA KELEEEUS!

Gambar diambil dari weheartit