22.01 -
celoteh
9 comments
Jodoh
“Cit,
Si Ani nikah!” – Ani, bukan nama sebenarnya, pun yang dimaksud bukan Ani Sang
Ibu Negara
“Iya,
gue tahu.”
“Lo
tahu gak nikahnya sama siapa?”
“Sama
siapa?”
“Adi
Suwito!” – lagi-lagi bukan nama sebenarnya, bukan pula nama artis idola (emang
ada artis namanya Adi Suwito? :D)
“AH
SERIUS LO?”
Bagaimana
nggak kaget, Ani adalah teman sekelas gue sewaktu kelas XI SMA dan Adi Suwito
adalah teman sekelas gue di kelas 5 SD. Mereka berdua dipertemukan di jurusan
dan universitas yang sama.
---
Gue
langsung pusing, oke, jangan-jangan jodoh
gue nanti adalah teman TK gue.
---
Kabar
pernikahan yang gue ceritakan barusan adalah sebuah berita yang diceritakan
oleh seorang teman dalam perjalanan menuju sebuah acara di hari Minggu kemarin.
Ya, hari Minggu tanggal 19 Januari kemarin adalah salah satu hari Minggu
terbahagia dalam hidup gue karena dua sahabat baik gue menikah. Si mempelai
wanita adalah seseorang yang sudah gue kenal baik sejak kelas 5 SD dan kami
dipertemukan lagi di SMA yang sama, sedangkan si mempelai pria adalah seseorang
yang sudah menjadi sahabat gue sejak kelas XI SMA hingga sekarang. Kami bertiga
pernah satu kelas saat kelas XI tapi di kelas XII gue terpisah dengan mereka
yang kembali sekelas. Gue tahu betul bagaimana si sahabat pria jatuh cinta
kepada si sahabat wanita hingga akhirnya si sahabat pria bisa “lepas sendiri”
untuk mendapatkan hati si sahabat wanita meski saat itu jarak mereka terpisah
antara Jogja-Semarang untuk berkuliah. Gue bangga karena akhirnya mereka dapat
dipersatukan dalam ikutan pernikahan. Tak ada luapan kebahagiaan yang bisa gue
gambarkan ketika melihat mereka berdua kirab (iring-iringan pengantin menuju
pelaminan) hingga bersanding di pelaminan. Selamat Fajri dan Fadil, semoga
menjadi keluarga yang penuh berkah dan selalu dirahmati Allah SWT.
---
Memang
benar kata Afgan, “Jodoh pasti bertemu.”
Namun…
bertemu di mana dan bertemu dengan siapa adalah rahasia Tuhan.
---
Sesaat
setelah sibuk mencicipi (hampir semua) makanan di resepsi pernikahan Fadil dan
Fajri (btw, makanannya enak-enak
banget deh), gue dan kawan-kawan memutuskan untuk berfoto ria. Saat hendak
mencapai tujuan foto yang kami inginkan, Intan, teman gue, dipanggil oleh
seseorang. Sontak kami menengok ke sumber suara. Intan langsung menghampiri si
pemanggil. Gue melihat sosok orang itu dari kejauhan dan awalnya gue mengira
itu adalah kakak kelas gue, sehingga gue mengikuti jejak Intan. Setelah melihat
dari dekat, ya ampun, dia adalah teman di bimbel NF semasa gue SMP! Gue
langsung menembak, “Okta, kenal nggak sama aku?” Okta mengernyitkan dahi dan
dengan sapaannya yang ramah, “Inget dong, temen Kimia kan?” Gue langsung sebel,
“Ih bukan, ini Citta! Temen NF!” Okta langsung melebarkan senyum, “Ooh iya!
Citta!”.
Jadi,
gue dan Okta adalah teman NF semasa SMP sedangkan Intan dan Okta adalah teman
NF saat SMA. Waktu SMA gue juga belajar di NF tapi tidak sekelas dengan Okta,
maka kami sudah lama sekali tidak bertemu.
Hal yang lebih mengejutkan adalah ternyata Okta baru saja menikah dua
bulan lalu dengan teman sekelas gue dan Intan di kelas XI yaitu Ahmad. Padahal
Okta anak SMA 1 sedangkan gue, Intan, dan Ahmad adalah anak SMA 2.
Daripada
bingung, nih gue buatin premisnya:
Gue
teman sekelas Okta di NF waktu SMP.
Intan
teman sekelas Okta di NF waktu SMA.
Gue,
Intan, dan Ahmad adalah teman SMA.
Okta
dan Ahmad adalah suami istri.
Kesimpulan:
Dunia
sempit banget, man!
---
Jodoh
itu benar-benar misteri. Gue belum tahu siapa yang akan menjadi jodoh gue
nanti. Siapa tahu temannya teman tetangganya sepupu gue adalah jodoh gue. Atau
jangan-jangan benar kata Shandi, teman kuliah S-1 gue, di sebuah perbincangan
melalui telepon genggam:
Shandi
(S) :“Kamu udah bisa nyetir motor?”
Citta
(C) : “Belum.”
S : “Citta.. Citta..
Jangan-jangan jodohmu nanti sopir angkot!” – mengingat ke mana-mana gue selalu pakai angkot
C : “ASTAGHFIRULLAH! JAHAT
BANGET KAMU SHAN!!!”
S : “Lho, kok jahat sih, kan
kayak di FTV-FTV gitu..”
FTV? YA KELEEEUS!
Gambar diambil dari weheartit |