Jumat, 21 Oktober 2011

Saya dan Kakak




Gue punya seorang kakak laki-laki. Gue hanya dua bersaudara dan artinya dia satu-satunya saudara kandung yang gue punya. Sebesar apa cinta gue ke dia? Sebesar cinta gue ke orang tua gue kurang dikit lah, hihihi.

Umur kami hanya terpaut kurang lebih 18 bulan. Banyak yang bilang kalau kami tidak memiliki kemiripan sehingga teman-teman gue suka nggak percaya kalau dia itu kakak gue. Karena dia ganteng sedangkan gue biasa saja dan karena dia pintar sedangkan gue biasa saja *lari ke pojokan kemudian garuk-garuk tembok sembari nangis sesenggukan

Dia bernama Pramesa Narakusumo. Karena gue berasal dari keluarga Jawa, maka seharusnya gue memanggilnya dengan sebutan “Mas” namun tidak untuk gue, karena gue memanggilnya “Emas”. Dari kecil gue sudah terbiasa menambahkan huruf /e/ di depan kata “Mas”, mungkin lebih enak saja bagi gue untuk melafalkannya. Tapi akhir-akhir ini gue sering menggodanya dengan panggilan “Mamen”, “Kakak”, atau “Yoshio”.

Menurut gue, kakak gue adalah seorang KASERBA (KAkak SERba BisA). Kenapa? Soalnya dia memang serba bisa, mulai dari olah raga, musik, agama, bahasa, bela diri, kepemimpinan, teknologi, fotografi,  ah pokoknya apa sih yang dia nggak bisa? Selain itu, dia benar-benar bisa menjalankan tugas sebagai kakak dengan baik. Menjadi pemimpin, teman, sekaligus pembimbing bagi gue, adik semata wayangnya.

Meski gue pernah les renang, orang  yang sukses mengajari gue sampai benar-benar bisa berenang adalah kakak gue. Pernah juga dia mengajari gue main gitar dan naik sepeda, tapi dasar guenya aja yang bebel jadi nggak bisa-bisa hahaha.

Gue selalu mengikuti ke mana pun jejaknya bersekolah. Dari TK sampai SMA kita selalu satu sekolah. Hanya saja ketika kuliah gue tidak mengikutinya berkuliah di Universitas Airlangga, karena gue tidak mau berkuliah di tempat sepanas udara Surabaya. Yang menjadi salah satu alasan gue untuk berkuliah di Malang adalah Malang dekat dengan Surabaya, jadi kalau kenapa-kenapa kakak gue masih bisa mendatangi gue.

Kakak gue dari dulu sering banget nraktir gue. Dari zaman gue dan dia sama-sama masih SD, dia sering banget ngejajanin gue burger mini. Padahal burger mini saat itu harganya menurut gue lumayan mahal. Jadi, kalau uang dia sudah terkumpul untuk ngejajanin gue, setelah pulang sekolah kita janjian untuk membeli burger mini di depan sekolah. Karena uang hasil kumpulannya tidak terlalu banyak, maka dia membelikan gue burger mini, tetapi kakak gue sendiri hanya membeli kentang goreng (yang harganya lebih murah dari burger mini).

Pernah juga, suatu hari dia mengajak gue untuk membeli es serut bertangkai yang disiram limun warna-warni (gue nggak tahu nama resmi esnya apa). Sebenarnya gue nggak boleh minum es-es pinggir jalan begitu sama orang tua gue, karena gue memiliki tenggorokan sensitif. Setelah pulang sekolah, seperti biasa kita janjian di depan sekolah. Lalu kami membeli es serut. Gue memilih es serut yang dicetak kerucut, sedangkan kakak gue memilih es serut yang dicetak Teddy Bear. Kenapa bukan gue yang milih bentuk Teddy Bear? Soalnya gue melihat es serut yang berbentuk kerucut lebih banyak (rakus kan gue), dan dasarnya kakak gue selalu mengalah, jadinya dia pasrah saja makan es serut yang bentuknya unyu itu hahaha. Kami melahap es tersebut di taman dekat sekolah sambil berjanji, “Jangan bilang Ibu ya.” Setelah es habis, kami pulang ke rumah. Seperti biasa, nyokap menyambut kedatangan kami dengan suka cita. Tidak lama waktu berselang, nyokap langsung menebak, “Hayooo habis makan es ya?” Gue yang polos langsung menjawab dengan khawatir, “Kok ibu tahu?” Nyokap pun tertawa, “Itu kelihatan mulutnya pada merah.” Terbongkarlah rahasia kami :D

Kenangan yang menyebalkan banyak juga sih. Namanya juga kakak beradik, nggak seru kan kalau nggak ada acara “jauh kangen, dekat berantem”.

Ah, kalau mengingat ini semua gue jadi terharu :’)

Akhirnya, pada umur yang belum menginjak 24 tahun, dengan yakin dia menikah dengan wanita pilihannya pada tanggal 17 September 2011 kemarin. Inilah salah satu hal besar sebagaimana yang pernah gue ceritakan di artikel terdahulu. Mengapa bisa menjadi hal besar dalam hidup gue? Ya karena kakak gue cuma satu dan tentu ini menjadi perubahan di dalam kehidupan gue. Contoh yang paling sederhana: isi rumah yang sehari-harinya berempat jadi tinggal bertiga, kecuali di akhir minggu justru bertambah menjadi lima orang karena kakak gue dan istrinya menginap di rumah orang tua gue. Dari contoh yang sederhana saja jelas berubah kan? :D

Banyak teman-teman gue yang tidak tahu kalau kakak gue menikah. Bukan maksud gue menutup-nutupi atau apa tapi karena undangan memang terbatas sehingga gue tidak bisa mengundang semua teman-teman gue. Apalagi sistem pertemanan gue itu luas banget, jadi kalau ngundang satu pasti harus ngundang yang lain, begitu ngundang yang lain harus ngundang yang lain lagi. Lagipula ini kan bukan acara gue, nanti deh kalau gue yang nikah gue undang kalian semua! Hehehe.

 
Foto sesudah kakak gue siraman. Matanya merah. Perih keguyur air kembang kayaknya.

 
Sesaat sebelum akad nikah. Deg-deg-ser. Ki-ka: Bokap, gue, kakak gue, dan nyokap.

Selamat menempuh hidup baru kakakku tercinta!


15 comments:

Wahhh..senengnya yang punya kakak...

Bener tuh, ga seru kalo ga deket berantem trus jauhnya kangen... :D

Mbak Irly punya kakak atau adik? Pasti sering begitu juga deh sama kakak/ adiknya :D

asiknya punya kakak laki2..aku gak punya. hiks...btw, selamat ya utk kakaknya yang baru menikah.

dari dulu pengen punya kakak laki-laki, tapi apa boleh buat :s

Mbak Fanny: Makasih mbak :)

Nelva: Seru lho, punya kakak laki-laki :)

Saya punya kakak perempuan dan juga merasa byk hal manis bersamanya :)

persaudaraan memang menyenangkan ya :)

salam kenal...
senengnya..... :)
selamat menempuh hidup baru bt kakaknya...

Hai mbak Akiz, salam kenal juga, Makasih ya :)

semoga langgeng deh,sampai akhir hayat kakak kamu sama istrinya
dah lama kagak posting ya ?

Makasih Andy :) Iya nih, kalau nggak salah hampir tiga mingguan nggak sempat posting, soalnya tugas di kampus lagi asik-asiknya padat merayap.

saya punya kakak cewek, rajin banget dia nraktrin saya. setelah dia nikah, semua berasa hilang

Wah jadi nakut-nakutin gini nih hehehe. Insyaallah nggak kok, soalnya setelah menikah istri kakak saya juga jadi sering nraktir saya juga :D

pengen punya kaka cowo... >_<

main main ya ke blog aku. :)

Punya kakak cowok itu seru lhoo (manas-manasin nih ceritanya :p)
Makasih sudah berkunjung, ini saya lagi lihat-lihat blogmu hihihi.