04.35 -
puisi
6 comments
Dongeng Jantung Hati
Aku
pernah merasakannya berkali-kali
Namun
yang bisa ku nikmati hanyalah barang sekali
Aku
meninggalkannya dalam sisa tetes hujan terakhir yang jatuh ke bumi
Tanpa
sumpah serapah atau tanda perpisahan di ujung bibir kami
Dan
memberi bekas luka paling dalam di hati
Semua
berlalu begitu lambat dan membuat tenggorokanku tercekat
Jika
mengingat-ingat kisah yang tak pernah bisa aku tutup rapat
Bukannya
aku tidak mau maju tapi lajuku selalu tersendat
Oleh
bayangan kelam yang dengan sendirinya aku perbuat
Meski
berulang aku pahami itu keputusan yang tepat
"Laknat!"
yang aku yakini bisa ia teriakkan dalam hati tanpa ragu
Lalu
aku merintih kesakitan dalam syahdu yang begitu merindu
Bercampur
aroma sesal tanpa kesal yang berbalut lugu
Meminta
permohonan agar diampuni dengan seulas senyumnya yang dahulu
Dalam
khayal, tentu
Semua
kini sudah tak bisa kembali meski jalan bisa terbuka lagi
Dengan
pasti aku dengannya tidak bisa menjadi kami
Atas
liarnya situasi yang lepas tak terkendali
Sambil
menunggu jatuhnya embun dari mawar di kebun pagi tadi,
Ku
mainkan sendiri perasaan ini di sela-sela jemari dan takkan berhenti
Oleh:
D. Nariswari
6 Februari 2011
Gambar diambil dari sini.
6 comments:
Ewh. cool.
#komentar aku kali ini singkat padat jelas :P
Tumben komentarnya singkat padat jelas.. Lagi sibuk atau nggak ada ide buat nulis komentar? :p
Haha. nggak kok. emang keren. ;)
Aduh makasih ya, tapi maaf nih lagi nggak punya uang receh :p
suka dg judulnya
Suka sama judulnya aja mbak? Isinya nggak? :p :D
Posting Komentar