Rabu, 16 Januari 2013

Bahagia Itu (Memang) Sederhana


Malam ini gue merasa sangat bahagia. Hari ini gue memang pergi ke beberapa tempat.. yang setidaknya menumbuhkan inspirasi. Tapi bukan itu alasan mengapa malam ini gue rasanya pengen cengar-cengir seharian.

Dua hari ini gue mendapatkan kabar bahagia dari tiga orang sahabat gue. Dua hari dan tiga undangan pernikahan. Yippie! *peluk dan cium sahabat-sahabat gue* *kecuali yang satu**bukan muhrim*


Yang pertama adalah teman bimbel gue yang bernama Mina. Kami kenal saat duduk di bangku kelas 3 SMP. Saat itu kami sama-sama mengikuti bimbel di NF. Saat bimbel SMP, hubungan kami masih sebatas teman  biasa, bertemu hanya di kelas saat bimbel saja. Tak disangka tak dinyana, saat kelas 3 SMA, di NF, kami bertemu kembali. Tepatnya di kelas intensif untuk mengikuti SPMB (ya, meski saat itu gue sudah diterima PMDK tapi tetap saja gue mengikuti kelas intensif tersebut). Gue dan Mina tidak pernah satu sekolahan. Intensitas bertemu kami sangatlah sedikit, tapi kami sudah banyak sekali bertukar cerita tentang apa saja. Tertawa bersama, ngegodain abang siomay depan NF , bercanda bersama mas-mas di front desk NF, dan ngecengin Kak Kindy (salah satu pengajar di NF). Ihiy. *yang terakhir itu lebih tepatnya gue yang ngecengin, kalau Mina mah nggak genit kayak gue :D * *oh dan FYI aja, Kak Kindy itu teman kakaknya Mina* *FYI yang tidak penting* *ya kali aja Kak Kindy nyasar buka blog gue**hush udah Cit, bintangnya kebanyakan!*

Sekitar tiga hari yang lalu, gue terlintas teringat akan Mina. Kami memang sudah lama putus kontak sejak kuliah. Terakhir kontak lewat wall Facebook mungkin sekitar satu sampai dua tahun yang lalu. Meski begitu gue tetap mengetahui sedikit banyak aktivitas yang dibagikannya melalui status atau foto-foto di FB. Setelah lulus kuliah, ia bekerja menjadi PNS. Sahabat gue yang satu ini memang cihuy sekali deeeh. Tepat sehari setelah gue teringat olehnya, gue membuka FB, dan taraaa gue mendapatkan undangan pernikahan dari Mina dan calon suaminya! Gue jadi takjub sendiri. Rasanya kok kayak nyambung ya feeling gue.. Gue segera meluncur ke tautan situs pernikahan mereka. Gue tersenyum saat membaca hikayat tentang mereka, yang mereka tulis sendiri. Mina masih saja kocak seperti yang dulu. Rasanya ingin segera menyambar telepon genggam dan meneleponnya tetapi saat gue membuka undangan tersebut adalah di waktu jam kantor sehingga gue tidak bisa menghubunginya dengan segera. Semoga sebelum pernikahannya (yang mana akan diselenggarakan seminggu lagi), gue sudah bisa menghubunginya.

Selamat ya, Mina dan Adhe :)

Yang kedua adalah kabar dari my partner in crime (gue yakin, kalau dia baca ini dia pasti kesel hihi).. Di blog ini gue juga sudah pernah beberapa kali bercerita tentangnya. Ica adalah sahabat gue semasa kuliah S-1 dulu. Gue dan Ica berteman dekat sejak semester 2. Kuliah, ngegosip, nyalon, belanja, tukeran game, film, dan lagu, jatuh dari motor, KKP, skripsi, hingga segala “tindak kriminal” pun kami lakukan bersama-sama. “Tindakan-tindakan kriminal” itu cukup kami sajalah yang tahu. Haha. I love you Ica!

Cukup perkenalan mengenai Ica. Pagi tadi gue mendapatkan pesan singkat yang ia kirimkan lewat telepon genggam. Isi pesannya adalah ia menanyakan alamat lengkap rumah gue. Sontak gue langsung tersenyum membacanya. Penuh keyakinan, gue menduga ia pasti ingin mengirimkan undangan pernikahan. Kali aja bukan Cit, sok tahu banget sih! Iya sih, memang sok tahu, hehe. Tapi gue sudah sangat mengenal Ica dan ia pernah beberapa kali menyinggung mengenai rencana pernikahannya di saat kami kontak melalui pesan singkat. Ya, apapun itu, gue yakin Ica pasti sedang berbahagia. Ica bahagia, gue turut berbahagia.

Selamat ya Ica dan Taufik :)

Terakhir, undangan datangnya dari salah satu anggota keluarga Linguistik gue. Mau dibilang pertemanan, habis gimana ya, usia kami kan tidak sepantar *siap-siap dilempar kamus sama mereka* hehe. Nggak, nggak, gue menganggap teman-teman di S-2 Linguistik adalah keluarga karena kami selalu bersama dari semester 0 sampai sekarang menjelang semester 3 dengan penuh kesukaan maupun kedukaannya. Kami adalah keluarga yang saling mendukung dan memperhatikan satu sama lain. Gue cinta sekali lah sama kakak-kakak di keluarga ini.

Awalnya, jumlah kami adalah bersepuluh, namun dengan alasan tertentu, yang bertahan melaju bersama-sama hingga akhir semester 2 tinggal tujuh orang. Meski begitu, hubungan kami bertujuh dengan tiga teman lainnya masih tetap solid. Nah, di antara mereka bertiga itulah yang sebulan lagi akan menunaikan pernikahan, yaitu Faqih. Faqih adalah lulusan teknik mesin ITB dan pernah bekerja di Jepang. Gue adalah salah satu yang paling sedih ketika mengetahui ia tidak melanjutkan studi pascasarjana, karena saat itu kami tergabung di satu kelompok dalam salah satu mata kuliah yang sebenarnya dia adalah orang yang paling bisa diandalkan dalam mata kuliah tersebut. Tapi gue sedih bukan karena itu aja kok, Qih. Kehilangan satu orang anggota keluarga itu rasanya seperi mengalami ketimpangan. Yang biasanya makan di kantin bareng, ke perpus bareng, diskusi bareng, tiba-tiba lenyap begitu saja. Tapi pada akhirnya gue ikut bahagia kok, karena tujuan Faqih sekarang sudah kesampaian, yaitu akan meminang gadis pujaan *towel-towel Faqih*:p

Selamat ya Faqih dan mbak Mia :)

Buat gue, tahun ini akan ada banyak pernikahan baik keluarga maupun teman. Rupa-rupanya di lingkungan gue, sepertinya tahun ganjil adalah tahun pernikahan dan tahun genap adalah tahun kelahiran. Kalau Anda nggak ngerti, ya sudah lupakan saja, hehehe.

Untuk ketiga calon pengantin yang gue sebutkan di atas, semoga pernikahannya lancar dan menjadi pasangan yang bahagia selamanya :)


Semua yang gue ceritakan tadi adalah berita mengenai kebahagiaan sahabat, yang entah mengapa bisa membuat gue turut merasakan kebahagiannya. Tagar yang sering digaungkan di Twitter: #bahagiaitusederhana memang benar adanya. Dari berita semacam itu saja, gue seperti mendapatkan energi positif dari mereka semua. Jadi, bahagia mana lagi yang gue dustakan? :D

Eh tunggu bentar ya, gue telepon Afgan dulu, kapan dia nggak sibuknya, supaya gue bisa menyegerakan pernikahan kami berdua dan mengirim undangan kepada kamu-kamu-kamu yang sudah tidak sabar ingin melihat pernikahan kami. *dilindes bulldozer sama Afganisme*


Gambar diambil dari weheartit.

 



2 comments:

ciyee banyak dapet undangan, terus mbak citta kapan?? masak nungguin afgan seh, masih sibuk manggung sama kuliah tuh #sotoy :D

Haha sabar ya Niar, tunggu bang Afgan kelar promo album ketiga dulu hihihi.. Nanti kamu aku undang deh :p