Minggu, 12 April 2009

Analisis Situasi Pasar Landscaping di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi


(Ini tugasnya Manajemen Pemasaran dari Pak Rahman. Gak nyangka ini tugas dituntun bokap gw by phone dari Bekasi -Thank you Dad, I love you so much!-, terus gw kembang-kembangin sendiri.. Iseng ahh, gw masukkin sini.)


Kabupaten Kerinci terletak di ujung barat Provinsi Jambi. Luas wilayah Kabupaten Kerinci adalah 4.200 km² dan memiliki jumlah penduduk sebesar 300.000 jiwa.

Konsep landscaping yang direncanakan di kawasan ini bertujuan untuk membentuk ruang luar menjadi suatu kesatuan dengan fungsi yang akan diwujudkan di kawasan ini.

Salah satu landscaping di daerah Kabupaten Kerinci adalah Hutan Lindung Gunung Kerinci. Hutan lindung tersebut berfungsi sebagai penjaga keteraturan air dalam tanah, menjaga tanah agar tidak terjadi erosi, dan sebagai penanggulang pencemaran udara. Oleh sebab itu, didirikan Taman Nasional Kerinci Seblat yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Selain menjadi Taman Nasional, di sekitar hutan lindung ini juga dijadikan perkebunan oleh rakyat maupun investor.

Produk perkebunan seperti kopi dan kayu manis menjadi produk unggulan Kabupaten ini. Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Kerinci yang wilayahnya berada di ketinggian 1.000 di atas permukaan laut. Adapun kopi yang ditanam petani adalah jenis robusta. Ketertarikan petani menanam kopi terkait harga jualnya yang cukup baik. Biji kopi dijual seharga Rp. 10.000,-/ kg s/d Rp. 12.000,-/ kg.

Sejumlah petani di Kabupaten Kerinci melakukan tumpang sari tanaman kopi muda dengan kentang, kacang tanah, dan cabe. Tujuannya untuk mendapatkan pendapatan tambahan sebelum tanaman kopi mulai produktif. Namun untuk penyediaan bahan tanam, sebagian besar petani masih menggunakan benih lokal yang tidak jelas asal-usulnya. Sehingga produktivitas tanaman kopi milik petani relatif rendah. Oleh sebab itu pemerintah berupaya dengan menarik investor di Kabupaten Kerinci.

Investor tersebut diharapkan mendirikan industri pengolahan kopi dan dapat merangsang petani dalam menggunakan bahan tanaman kopi yang unggul dan bermutu. Sebab, investor dapat membantu petani dalam penyediaan bibit unggul, peralatan pertanian, pemupukan serta pencegahan hama dan penyakit.

Hal ini membawa dampak positif bagi petani karena setelah itu petani dapat menjual produknya kepada investor. Hal ini juga membawa dampak positif bagi investor yaitu ketermudahan dalam mendapat bahan baku serta dapat memperlancar kontinyuitas supply (penawaran). Adapun tujuan ekspor kopi robusta meliputi Eropa, Amerika, Arab, dan Asia Timur.

Selain kopi, lahan disekitarnya ditanami oleh kayu manis, sebab Kabupaten Kerinci merupakan penghasil kayu manis terbesar di dunia. Pemeliharaan kayu manis memakan waktu 10 sampai 20 tahun. Karena itu angka produktivitas mengalami fluktuasi naik dan turun. Ini tampaknya berhubungan dengan fluktuasi areal tanaman yang bisa berubah-ubah pula. Mengingat produksi kayu manis jumlahnya banyak dan konsentrasi permintaan (eksportir) yang lebih terorganisir, maka harga jual produksi petani sangat tergantung pada eksportir. Yang jelas harga di pasar internasional tidak diketahui petani maupun pasar lokal. Rendahnya bagian harga yang diterima petani karena petani menjual kayu manis yang masih berada di batang tanpa diadakan pengolahan hasil. Lemahnya permodalan petani, tingginya biaya panen karena lokasi kebun jauh yang berbukit-bukit, kurangnya tenaga kerja efektif dalam keluarga petani, tidak adanya persatuan sesama petani, dan lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan uang tunai bila petani melakukan processing kayu manis merupakan permasalahan pokok dalam perniagaan kayu manis.

Maka, landscaping di Kabupaten Kerinci ini sangat multifungsi. Selain sebagai sarana penghijauan, di samping itu dapat dimanfaatkan sebagai perkebunan rakyat.

2 comments:

hehe
Bertani berkebun si bole. asal daerah konservasi jangan sampe terganggu cit.
:)

kan pemanfaatan lahan mas.
oke oke..