Jumat, 28 Agustus 2009

Akankah Fungsi Internet Menggantikan Fungsi Buku?

Buku adalah jendela dunia. Semua orang tahu itu.

Sejak masih kecil, gw sudah diperkenalkan untuk mencintai buku sejak dini oleh nyokap gw. Gw masih ingat, betapa gw dan kakak gw berjuang ingin bisa membaca sendiri karena waktu itu kita berlangganan Donal Bebek dan setiap malam kita selalu didongengin dengan cerita-cerita Donal Bebek. Tetapi nyokap gw suka seenaknya sendiri memotong cerita karena nyokap gw mengantuk dan kita selalu protes. Hingga akhirnya kita bisa lancar membaca Donal Bebek tanpa perlu menyusahkan nyokap gw lagi.

Namun generasi pada saat ini, entah tua entah muda, bahkan anak balita sekalipun, pasti telah mengenal internet. Cukup dengan menjelajah ke dunia internet, kita bisa mendapatkan segalanya. Mulai dari berita, musik, film, olah raga, kepentingan akademis, hingga ajang untuk mencari teman.

Untuk mahasiswa seperti gw, internet benar-benar membawa manfaat yang sangat besar, baik untuk kepentingan akademis maupun untuk bermain (tentunya!). Bermain disini maksudnya adalah dengan membuka situs-situs jejaring sosial, seperti facebook, plurk, twitter, dan lain sebagainya. Namun gw tidak akan banyak-banyak membahas tentang situs jejaring sosial, mungkin di lain waktu.Yang ingin gw bahas saat ini adalah tentang manfaat internet untuk kepentingan akademis yang gw rasakan.

Kini hampir setiap mahasiswa memiliki laptop, yang mudah untuk dibawanya ke tempat-tempat yang menyediakan layanan wi-fi. Bagi yang tidak memiliki laptop, ia bisa pergi ke warung internet atau memakai modem. Sehingga saat ini tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk tidak bisa menggunakan layanan internet. Dari internet, kita bisa mencari bahan untuk makalah, informasi tambahan yang tidak diterangkan oleh dosen, hingga download materi kuliah dari blog milik dosen.

Kemarin gw kuliah Koperasi Pertanian. Dosen gw, menganjurkan agar setiap mahasiswanya memiliki buku pegangan Undang-Undang tentang Perkoperasian. Dosen gw membeli buku tersebut di Toko Buku Toga Mas seharga Rp 15.000,- . Menurut gw sih murah untuk ukuran harga sebuah buku pelajaran. Tapi dosen gw bilang terserah kita mau beli atau download dari internet. Ketika gw mendengar kata ”download dari internet”, gw berasa melihat lampu hijau. Daripada gw jauh-jauh ke Toga Mas, lebih baik gw download saja, lebih cepat dan tidak mengeluarkan uang. Terbukti malamnya gw langsung download Undang-Undang tentang Perkoperasian di salah satu situs.

Dan tadi pagi gw kuliah Manajemen Keuangan. Dosen gw membahas tentang Index Harga Saham. Dosen gw telah menjelaskan panjang lebar akan tetapi kita sebagai mahasiswanya kurang paham dengan apa yang dijelaskan oleh dosen tersebut. Akhirnya Si Ibu Dosen menyuruh kita untuk mencarinya sendiri. Yang langsung terpintas di benak gw saat itu bukannya mencari buku di perpustakaan tapi cari di internet aja.

Sampai di kosan, gw tergerak untuk membuat posting ini. Kenapa ya, gw lebih memilih mencari di internet ketimbang mencari buku di perpustakaan? Dan gw bertanya-tanya, akankah fungsi internet akan menggantikan fungsi buku? Toh, di internet kita juga bisa membaca buku digital.

Tapi gw sangat menyayangkan jika hal yang gw khawatirkan tersebut terjadi. Meskipun kecil kemungkinan, tapi gw sangat berharap masih ada orang-orang yang mau menomorsatukan buku dibandingkan internet. Internet cukup untuk orang-orang seperti gw saja yang hanya mau bertindak praktis dan tidak mempunyai uang berlebih. Jangan sampai sepuluh sampai dua puluh tahun ke depan, buku sudah menjadi barang langka. Semoga.

0 comments: