Jumat, 03 Desember 2010

Hidup Orang, Siapa yang Tahu?

Gue selalu terpana ketika melihat foto-foto seorang teman di sekolah dulu, yang sekarang sudah sukses menjadi pramugari di salah satu maskapai nasional. Sekarang dia berdomisili di Bali dan sering terbang ke Australia hingga Jepang. Gue bisa tahu itu semua dari status-status dan foto-foto yang terpampang di Facebook-nya.

Dengar punya dengar, dia punya koneksi dengan maskapai nasional tersebut hingga akhirnya dia bisa bekerja di sana. Tapi dari sepengetahuan gue, dia memang cantik, pintar, dan layak kok untuk menjadi seorang pramugari.

Hidup teman gue itu sekarang glamor sekali, sepantasnya lah, karena memang dia sudah punya penghasilan sendiri dan lingkungan pergaulannya yang mendorong dia untuk memiliki gaya hidup seperti itu. Padahal, sekitar enam tahun yang lalu gue pernah main ke rumahnya, melalui penglihatan gue, keluarganya biasa-biasa saja, jauh dari kehidupannya sekarang.

Maka dari itu, gue menulis judul di atas: “Hidup Orang, Siapa yang Tahu?”

Yang jelas, yang mahatahu adalah Allah SWT. Semua keinginan bisa kita gapai tentunya dengan niat, usaha dari diri kita sendiri, dan ridho oleh Allah SWT. Bukan hanya salah seorang teman gue itu saja yang sekarang kehidupannya sukses, melainkan masih banyak lagi teman gue yang dulunya masih sama seperti gue dan sekarang sudah menjadi “orang”.

Meski gue sekarang belum jadi apa-apa, namun terkadang orang-orang seumuran gue yang sudah sukses menjadi pacuan bagi diri sendiri dan di dalam hati gue berkata, “Aku pasti bisa.” Jadi teringat motto hidup Ayu (teman gue), “Kalau orang lain bisa, saya pasti bisa.”

Beberapa fase kehidupan gue pun juga mengalami perubahan. Teman gue di masa lalu tidak tahu apa yang sudah berubah pada diri gue di masa sekarang. Begitu pun dengan teman gue di masa sekarang tidak mengetahui dulunya gue seperti apa.

Kalau teman-teman SD gue mungkin mengenalnya gue adalah Citta yang larinya lambat tapi sering banget naik panggung untuk membaca puisi dan bermain alat musik ketika ada pentas seni di sekolah, lain halnya dengan teman-teman SMP gue yang melihat gue sebagai seseorang yang jago renang dan gaul di ekskul. Beda lagi dengan teman-teman SMA gue yang menganggap gue sebagai aktivis sekolah dan kalau ada lari di pelajaran olah raga bisa jadi murid perempuan ke-dua atau ke-tiga yang sampai garis finish, lain halnya dengan teman-teman kuliah gue yang menganggap gue bukan siapa-siapa karena gue mahasiswa biasa yang tidak eksis di kampus, kerjaannya cuma kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), dan pintar-pintar amat juga tidak.

Semua bisa berubah, seiring berjalannya waktu.

Inilah yang dinamakan dengan hidup. Karena hidup orang, siapa yang tahu ? :)



(Dan seperti biasa, gambar diambil dari sini)


0 comments: