Rabu, 02 Februari 2011

Terputus dari Internet

Halo teman-teman blogger dan pembaca setia blog gue! *siap-siap ditimpuk bata* Maaf ya, udah lama nggak posting.

Kenapa Cit, habis hiatus ya? Bukaaan.

Kering ide deh pasti? Bukan banget -___-“

Putus cinta? Salaaah besar!! Udah dari dulu kali putus cintanya #eh #curcol

Jawaban yang benar adalah karena sudah lebih dari sebulan ini gue tinggal di rumah. Biasanya kalau di Malang gue pakai modem jadi gue bisa daring (online-Red.) selama 24 jam penuh. Tapi berhubung modem yang gue pakai itu CDMA, jadi harus diubah kode area nomor telepon kartu CDMA-nya dulu kalau mau dibawa ke luar kota. Tepat hari keberangkatan gue mau balik ke Bekasi, tiba-tiba handphone CDMA milik bersama anak kosan gue rusak aja gitu. Jadi gue nggak sempat merubah kode area dan harus balik ke Bekasi, padahal waktu itu masih ada paket internet tidak terbatas selama satu bulan yang baru gue pakai beberapa hari. Huaaa sayang beribu sayang banget.

Alhasil, selama di rumah gue nggak bisa terhubung dengan internet. Update Twitter masih bisa lewat telepon genggam, tapi kalau blog kan gue lebih nyaman ngetik di komputer, jadi nggak bisa gue post lewat telepon genggam.

Kenapa nggak ke WarNet? WarNet langganan yang letaknya di belakang rumah gue sekarang sudah tutup, padahal gue nyaman banget kalau internetan di situ. Ada lagi WarNet-WarNet lain tapi gue kurang nyaman aja, selain itu biayanya juga lebih mahal, bisa sampai Rp 8.000 – Rp 10.000/ per jam. Tahu sendiri kan, kalau berhadapan dengan internet nggak puas kalau satu jam saja.

Kenapa nggak nyari tempat WiFi? Udah, tapi nggak mungkin tiap hari gue ke sana. Di sini nggak ada tempat WiFi gratis kayak di kampus gue. Mau nggak mau harus ke restoran atau cafe. Tempat WiFi yang nyaman menurut gue itu di Dunkin’ Donuts. Tapi bisa bangkrut lah kalau gue harus numpang internetan melulu di situ, minimal harus beli donat dan minuman kalau mau menikmati fasilitas WiFi-nya. Posting terakhir gue yang tentang SM*SH aja gue numpang WiFi-an di cottage tempat gue menginap waktu liburan natal kemarin.

Karena sudah terbiasa memakai internet, tentu ada yang berubah dari kehidupan gue. Yang biasanya bangun tidur udah semangat buka laptop mau internetan, sekarang mau buka laptop jadi agak malas (soalnya kalau buka laptop jadi keingat sama skripsi). Sama saja dengan kita yang setiap hari makan nasi, lalu satu bulan berikutnya kita nggak makan nasi sama sekali pasti rasanya canggung banget, ada yang kurang.

Tapi, benar nggak sih, ada efek dari ketergantungan teknologi? Berikut adalah artikel yang gue kutip dari Warta Kota terbit 7 Januari 2011 (dengan perubahan):

Sebuah penelitian berskala internasional menemukan bahwa mereka yang mematikan telepon seluler, menghindari internet, dan tidak menyalakan televisi, atau radio bisa menderita gejala yang mirip seperti yang dialami pecandu obat-obatan yang berusaha berhenti.

Dalam eksperimen yang disebut “mencabut busi” itu, para relawan di 12 universitas seluruh dunia menghabiskan waktu 24 jam tanpa akses komputer, ponsel, iPod, televisi, radio, dan bahkan koran. Mereka hanya diperbolehkan menggunakan telepon rumah atau membaca buku.

Hasilnya, para partisipan menunjukkan banyak perasaan gelisah, cemas, atau terasing. Beberapa relawan menyebut pengalaman itu mirip seperti menjalani proses menghentikan kecanduan obat-obatan. Sementara peserta lain merasa seperti menjalani diet.

DR. Roman Gerodimos, dosen komunikasi dari Bournemouth University, Inggris, menyatakan bahwa terbukti penggunaan teknologi modern dan media baru mengubah manusia dan caranya berinteraksi dengan dunia sekitar. Salah satunya, saat ini seseorang bisa saja tidak perlu memiliki jam alarm lantaran fungsi itu bisa digantikan oleh sebuah ponsel. Penelitian ini juga menunjukkan perlunya sesorang membiasakan diri agar tidak terlalu tergantung pada teknologi. Caranya dengan membatasi penggunaan teknologi.

Hmm. Seram juga ya, kalau kita benar-benar sudah terjebak dalam candu teknologi dan apabila sekalinya terlepas, bisa-bisa jadi sakau! Benar juga tuh seperti yang dikatakan Gerodimos di atas, kita harus bisa membatasi penggunaan teknologi. Menggunakan teknologi itu sah-sah saja, tapi imbangi juga dengan aktivitas yang lain ya.


0 comments: