Oke Okke's Blog
Gw baru baca blog-nya Okke ‘Sepatumerah’ yang menurut gw dahsyat abis. Ya wajar aja sih, dia udah nge-blog sekitar delapan tahunan. Kalo dibandingin sama gw? Ya elah, baru juga dalam hitungan berapa bulan gw aktif nge-blog.
Itu baru satu blog yang gw baca. Belum blog dari blogger-blogger lainnya.
Sering sih, gw baca blog-nya Raditya Dika. Tapi, harus gw akuin, Raditya Dika masih kalah sama MbakOkke. Mbak Okke keren banget! Jadi nge-fans.. ^_^ V
Gw sekarang ini lagi nikmatin novel solo perdananya Mbak Okke yang judulnya “Indonesian Idle”. Oh, tentu iya dong, gw pinjem novel itu dari Mbak Nura -mbak kos gw. Hehe.. maaf ya Mbak Okke, saya emang seorang tukang pinjem!
Novel-nya Mbak Okke ini gak kalah oke sama blog-nya. Bener kata Ninit Yunita yang ngasih komentar: “Okke memang pencerita yang handal.”
Gw pernah baca di salah satu novel yang gw punya, kata penulisnya begini: Kalau ingin jadi penulis, maka orang itu harus memiliki kehidupan yang menarik.
Gw setuju banget tuh. Karena kalo gw sendiri nih, kebanyakan dapet inspirasi dari apa yang pernah gw alamin. Tapi gw punya penyakit sulit untuk menyelesaikan satu tulisan. Menggebu di awal, melemah di akhir. Makanya gw lagi banyak-banyak belajar dari kesalahan dan kemalasan gw.
Tapi, dari kata pengantarnya Mbak Okke di “Indonesian Idle”, ia mengaku bahwa ia juga sulit untuk menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Hmm.. berarti gak gw aja yang kayak gitu. Hei, lw yang lagi baca postingan gw ini, ada gak yang kayak gw juga?
Well, balik lagi ke yang sebelumnya gw omongin tentang “kehidupan yang menarik”. Dari blog-nya Mbak Okke, gw baca salah satu postingan tentang dia menjadi sukarelawan di Timor. Dia menceritakan tentang pengalamannya itu, bahkan dia sebetulnya tidak secara gamblang mengisahkan semua pengalamannya. Hanya saja, dia menceritakan alasan-alasan di balik mengapa dia tidak mau bercerita terlalu banyak mengenai pengalamannya itu. Salut!
Sedangkan gw? Jujur aja sekarang gw sedang mengalami ‘kemunduran’ pengalaman hidup. Apalagi setelah hidup dengan penuh keterpaksaan di kota Malang ini. Sekarang aja gw jadi mahasiswa KUPU-KUPU (KUliah PUlang-KUliah PUlang) dan mencoba untuk ‘memperbaiki’ hidup gw sendiri yang sempat terpuruk karena suatu kejadian di pertengahan tahun ini.
Dan kenapa gw gak aktif berorganisasi seperti zaman gw sekolah dulu? Jawabannya simple: Gw gak cocok sama orang-orangnya.
Tadinya gw berpikir, dasar emang gw-nya aja kali ya, yang gak bisa bergaul. Tapi sikap seolah-menyalahkan-diri-sendiri gw ini tiba-tiba mendapat pencerahan dari salah satu tulisannya Mbak Okke di “Indonesian Idle”. Berikut kutipannya:
“… Belum tentu orang yang nggak bisa membaur dengan satu kelompok itu salah atau kuper. Nggak ada yang salah sama orang tersebut, juga nggak ada yang salah sama kelompok baru-nya─emang pada dasarnya nggak cocok aja. Kalo sampe maksa untuk masuk, pasti bakal ada yang terlalu banyak mengorbankan diri untuk berubah. Kalo nggak cocok, ya udah… nggak usah maksa dan nggak usah ganggu.”
Fuhhh.. top abis kalimat Mbak Okke diatas.
Jadi, emang bukan keslahan gw untuk tidak bisa bergabung dengan orang-orang disini. Karena harus gw akuin, pemikiran gw masih idealis sekali. Yang mana gw berusaha untuk selalu bersikap penuh tanggung jawab dan tidak munafik.
Mungkin jejak langkah yang baru gw tapaki ini masih belum bisa mengejar Mbak Okke. Walau saat ini bisa dibilang gw adalah seorang yang minim dengan pengalaman hidup, namun gw mempunyai satu impian untuk mengejar ketertinggalan itu, dan gw harus bisa untuk berada di depannya. Amin..
Ohya, buat yang penasaran sama blognya Mbak Okke, klik aja:
http://blog.sepatumerah.net
0 comments:
Posting Komentar