Gemerlap Malang Tempo Doeloe IV Setiap tahunnya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang selalu menyelenggarakan acara yang bernama Malang Tempo Doeloe (MTD). Hingga kini, di tahun 2009, terselenggara MTD IV. Acara ini bertempat di sepanjang Jalan Ijen dan berlangsung selama empat hari yakni dari tanggal 21 hingga 24 Mei. Konsep dari acara ini adalah kembali ke suasana zaman perjuangan dulu, dimana banyak properti-properti barang antik (seperti sepeda ontel dan mobil kuno) serta penuh dengan nuansa etnik.
Pada tanggal 20 Mei malam, gw sempat melihat hingar bingar persiapan MTD IV baik dari segi dekorasi, pengisi acara, dan kesibukan pengisi stand pameran. Saat itu gw memprediksikan kalau MTD tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, gw pun berani menjamin bahwa stand-stand pameran lebih bervariatif.
Sudah sejak jauh-jauh hari, gw dan beberapa teman kosan gw, Fitri dan Shinta, merencanakan kepergian kami ke acara besar tersebut. Pilihan jatuh pada hari Jumat. Berdasarkan pengalaman gw satu tahun yang lalu, gw inginnya kita pergi di siang hari, karena kalau siang itu masih sepi, gak begitu sesak sama pengunjung. Tapi berhubung Shinta kuliah sampai sore, ya sudah.. Kita ubah rencana jadi jam 16.00.
Ternyata, mbak Sapie juga mau ke MTD hari Jumat. Karena kita berfikir lebih ramai lebih seru, maka peserta bertambah lagi yaitu mbak Sapie, mbak Ve, dan mbak Dhita.
Hari Jumat pun tiba. Gw pulang kuliah jam 12 siang, setelah itu gw ke kosan Tita bareng Usna dan Devi, buat ngasih kado. Gw balik ke kosan lagi sekitar jam 13.30. Gw nanya Fitri, kita jadi ke MTD atau nggak. Ternyata batal, karena baru saja ada peperangan saudara KR 35 antara mbak Sapie dan mbak Sovi, sehingga mbak Sapie merubah rencana kepergian ke MTD menjadi hari Sabtu. Okelah, gw manut aja (manut : nurut). Malemnya, gw baru tahu kalau hari Sabtu, Fitri nggak bisa ikutan ke MTD karena ada prraktikum di Sumber Pasir.
Besoknya di Sabtu siang, gw (C) sms mbak Sapie (MS).
C : Mbak, ke MTD jam berapa?
MS : Lah, emang anak2 maunya jam berapa? Siapa aja yang ikutan?
C : Kata Shinta jam 3 aja. Lantai 1 yang ikut gw, Shinta, mbak Ve, Fifi.
MS : Masalahnya gw juga nggak tau jadi ikut apa nggak. Coz hari Senin gw mau ngadep dosen.
Walah. Jiwa mudah-sebal-sama-orang gw pun kambuh. Tau gini udah dari kemarin aja gw ke MTD-nya. Udah nggak sama Fitri, nggak sama mbak Sapie pula. Gw ngomel-ngomel sendiri gitu. Tapi ya sudahlah, tanpa mereka, gw juga masih bisa ke MTD bareng Shinta, Fifi, dan mbak Ve..
Ternyata, pas kita mau berangkat, turunlah hujan. Padahal gw udah dandan rapi tuh. Shinta juga udah siap dengan batik dan jilbab barunya, hehe.. Shinta mulai gelisah, ”Ah, masa gak jadi?” Dengan sabar dan sok bijak gw ngomong, ”Sabar, ditunggu aja dulu.” Nggak lama, hujan pun reda. Jam 15.30 kita cabut dari kosan.
Sampai sana, ternyata udah lumayan ramai. Prediksi gw ternyata tepat, MTD kali ini stand-nya lebih bervariatif, terutama stand penjual makanan yang semakin banyak. Dekorasi tahun lalu yaitu gubug, pada tahun ini diganti dengan orang-orangan sawah yang di hari ke-tiga ternyata bentuknya sudah mendekati ambang kehancuran akibat hujan. Properti barang antik juga semakin ramai. Menyenangkan lah pokoknya.
Kalau ke MTD cuma jalan-jalan, lihat-lihat dan foto-foto aja, gak afdhol itu namanya. Yang nggak boleh terlewat adalah beli makanan! Gw terbukti paling boros di antara teman-teman kosan gw. Pertama, gw beli gulali gula jawa yang disalut dengan gula halus. Gw juga beliin titipannya Novi yaitu arumanis rambut nenek sihir. Terus gw juga beli incaran gw dari dulu, Roti Maryam. Temen-temen gw beli kerupuk pasir yang disiram saus pedas dari gula jawa, tapi gw gak beli, cukup minta-minta mereka aja .
Di gerbang kepulangan, gw sama mbak Ve tertarik beli arumanis kapas yang akhirnya kita makan rame-rame di kosan. Plus yang terakhir, kita semua beli ronde.
Nggak sabar deh mau ketemu sama Malang Tempo Doeloe V. Gw rasa Pekan Raya Jakarta dan Surabaya Shopping Festival aja kalllaaahhh jauuuuhh sama Malang Tempo Doeloe..
Hayyyo.. Buat yang penasaran.. Tahun depan harus dateng ya!