Sabtu, 07 Mei 2011

Surat Cintaku yang Pertama

Tadi siang, gue beres-beres laci di meja belajar gue. Laci itu isinya kertas-kertas yang kebanyakan merupakan kertas bukti penarikan uang di ATM dan bon-bon serta kwitansi pembayaran. Lumayan juga lho ngebersihinnya hampir satu setengah jam, soalnya gue pilah-pilah juga, takut ada kertas penting yang ikut kebuang, selain itu juga karena kertas-kertas tersebut sudah gue kumpulkan sejak pertama kali ngekos di tahun 2007! Bukannya gue jorok atau malas membuang kertas, tapi gue memang tipe orang yang suka mengumpulkan barang hingga gue rasa barang tersebut tidak akan ada gunanya lagi, baru gue buang.

Di antara tumpukan-tumpukan kertas tersebut, tiba-tiba gue menemukan ini! Jeng jeng jeng..

Yak. Surat cinta. Gue langsung senyam-senyum sendiri. Jelas surat cinta ini bukan surat cinta yang benar-benar gue buat dengan sepenuh hati dan segenap jiwa untuk seseorang yang gue suka. Tapi ini adalah surat cinta waktu gue ospek saat menjadi mahasiswa baru di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya!

Oke. Dan menurut gue tugas ini adalah tugas ternorak yang pernah gue dapat selama ospek. Gila aja, tahun 2007, masih zaman gitu tugas bikin surat cinta ke kakak tingkat? Gue waktu ospek SMP dan SMA aja, gak dapet tuh tugas bikin surat cinta begituan. Ck ck ck, panitia-nya jadul banget sih, atau nggak kreatif? Hihihi kok gue malah ngomel sih, padahal kan gue mau cerita lucu-lucuan aja.

Kembali ke surat. Waktu gue baca isi suratnya, gue tambah cengar-cengir. Isi suratnya nyolot abis. Kalau gue jadi orang yang dikirimin surat, pengen gue jambak deh rambut orang yang ngirimin surat macam surat yang gue bikin itu. Isinya seperti ini:

Malang, 24 Agustus 2007

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Kak Feri yang terhormat, saya selaku mahasiswa baru MADEWA 2007 ingin mengungkapkan sesuatu kepada kakak. Adapun ungkapan perasaan saya terhadap kakak yaitu biasa-biasa saja. Karena saya baru mengenal kakak dan tidak mungkin dapat menilai lebih jauh.

Sekian surat ini. Atas perhatian dan kesediaan kakak membaca surat ini, saya ucapkan terima kasih.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

R. A. Disyacitta N.

Benar kan, gue nyolot banget? Apalagi di kalimat: “Adapun ungkapan perasaan saya terhadap kakak yaitu biasa-biasa saja.” Bikin ngakak! Mana ada surat cinta yang isinya begituan? Pada saat itu gue berpikir, daripada gue sok-sokan memuja-muja nanti malah orangnya ke-GR-an. Lagipula gue takut dikerjain sama kakak tingkat kalau bikin kalimat yang cinta-cintaan banget dan ternyata (untungnya) surat cinta ini pada akhir ospek dikembalikan juga kepada kami masing-masing.

Oh iya, kan gue menujukan surat cinta ini ke Kak Feri, kenapa gue memilih dia? Padahal banyak pilihan kakak-kakak tingkat laki-laki yang lain (kami diperbolehkan memilih kakak tingkat siapa saja, asalkan masih berstatus panitia ospek). Oke nih, gue jujur. Karena gue melihat dia sebagai seseorang yang keren dibanding kakak tingkat yang lain, meski saat ospek dia menjabat sebagai DISMA (Disiplin Mahasiswa-yang notabene panitia dengan peran “galak”). Tapi perasaan gue sama dia sih biasa aja, gak sampai cinta. Biarin deh, kalau tiba-tiba Kak Feri-nya baca blog ini, gak kenal juga gue sama dia (begitupun sebaliknya). Halo Kak Feri! : )

Eh, yang bikin tambah ngakak adalah kertas yang menjadi kertas surat cinta ini. Mau tahu depannya kayak apa?

Bah. Jijik banget ya, jantung hati gitu, sama tulisan ”The power of love”-nya dong, nggak nahan :D

Kok bisa-bisanya sih gue punya kertas begituan? Jadi, kertas itu gue dapat dari teman satu kelompok ospek gue. Tiba-tiba saja salah seorang teman membagi-bagikan, maka satu kelompok gue seragam pakai kertas itu semua. Hahaha. Sampai di rumah saudara gue (saat ospek, gue dan keluarga tinggal di rumah saudara), gue menunjukkan kertas itu ke nyokap. Nyokap gue pun ketawa lihat kertas-nya. Bahkan isi suratnya juga gue bacakan lho ke nyokap gue. Minta persetujuan gitu. Lagipula gue khawatir sendiri, takut nyokap gue ngira gue cinta beneran sama si kakak tingkat :p Terus gue nanya, “Nggak apa-apa kan bu?” Nyokap menjawab, “Ya, nggak apa-apa. Begitu aja.”

Sekarang, surat cinta itu sudah gue tumpuk bersama kertas-kertas lain yang akan gue loak-kan. Lumayan lah uang hasil loak kertas bisa gue pergunakan untuk seorang pengangguran fresh graduate macam gue ini. Selamat tinggal surat cintaku yang pertama :p

6 comments:

haha. kocak. surat cinta kok datar gitu. baku pula kata-katanya :P

wah, mba dewi ini fresh graduate ya. hmm.

Saya males nge-gombal sih, jadinya datar gitu deh :D
Hehe iya, kenapa? Kok ada "hmm"-nya? :)

haha. gapapa sih.

cuma aku jadi pengen cepet" lulus deh jadinya. :P

Oh.. Ayo semangat biar cepat lulus juga!
Eh btw, nama saya bukan Dewi lho ya.. Tapi Disyacitta. Dipanggilnya Citta. Hehe, nggak apa-apa kok, salah itu wajar :D

oh disyacitta ya. haha. kebanyakan nama dewi sih yg aku tahu di blog. haha. maaf ya :P