Kamis, 29 November 2012

Ketiduran


Gue benci ketiduran. Apalagi kalau ketidurannya di tengah-tengah waktu yang seharusnya bisa gue manfaatkan semaksimal mungkin.

Gambar diambil dari weheartit.

Seperti tadi pagi pukul 03.00, gue ketiduran di atas kasur sampai jam 07.00. Padahal saat itu gue sedang mengerjakan laporan bacaan, menyiapkan presentasi, dan merevisi tugas. Kuliah dimulai pukul 09.00. Itu artinya, gue hanya punya waktu dua jam untuk menuntaskan semua tugas.

Ketiduran kok bisa di atas kasur, Cit? Itu mah emang niat kali!

Iya sih, gue yang salah. Mengingat saat itu gue belum tidur sama sekali dan mata sudah teriak-teriak minta ditutup. Akhirnya gue memutuskan untuk tidur-tiduran di atas kasur, dengan asumsi, "Ah sebentar saja. "
Tiba-tiba gue dikejutkan oleh dering telepon genggam. Bokap menelepon. Sebelum mengangkatnya,  gue melihat jam, APAAAH JAM 7???

Gue langsung loncat dari atas kasur. Mengangkat telepon dan setengah berteriak, "Aduh Pa, aku ketiduran!"
Setelah itu gue langsung menyambar komputer jinjing dan bekerja secepat kilat. Mengerjakan tanpa berpikir. Masih sekitar 50% lagi yang harus gue kerjakan untuk presentasi dan laporan bacaan, sedangkan revisi tugas belum sama sekali gue kerjakan. Ingin rasanya menghentikan waktu saat itu juga.

Akhirnya presentasi dan laporan bacaan gue selesaikan tepat pukul 08.30 dan langsung disusul oleh revisi tugas. Artinya, sisa waktu setengah jam lagi untuk menyelesaikannya. Gue mengerjakan sambil menelan bubur bayi dengan air mineral yang tidak dipanaskan. Jangan khawatir, karena rasanya tetap enak. Silakan coba. Lo pikir promosi,Cit.

Jam 09.00, terpaksa pekerjaan gue selesaikan seacak-acakan mungkin. Gue bergegas mandi dan bersiap ke kampus. Tidak ada waktu lagi untuk mengecek tugas dan latihan presentasi. Banyak salah ketik sudah pasti. Biarlah menjadi misteri Illahi. Citta! Kok malah puisi-puisian!

Keluar dari kos jam 09.30. Gue menuju rental printer langganan, ternyata penuh. Tidak ambil pusing, gue lanjut jalan ke rental printer lain. Sudah menancapkan flashdisk, komputer rental tiba-tiba tidak berfungsi. Oke, harus pindah (menahan sabar). Gue berjalan lagi sepanjang Barel. Rental di ujung pun penuh. Oke, ini cobaan.

Gue langsung menuju kampus, berpikir untuk mencetak tugas di rental yang ada di fakultas saja. Beruntung, rental di kampus saat itu kosong melompong. Ternyata Allah sudah menunjukkan jalan yang terbaik untuk gue :')

Masuk kelas.. Lah! Ternyata teman-teman gue baru empat orang saja, yang seharusnya satu kelas berisikan tujuh mahasiswa (termasuk gue). Berarti, dua teman gue pun belum datang. Gue melihat dosennya.. Lah! Ternyata si dosen bule, yang merupakan suami dari dosen pengampu mata kuliah hari itu, dan dosen pengampu tidak masuk, sehingga digantikan oleh suaminya. Baiklah.

Untungnya presentasi belum dimulai. Gue urutan presentasi ke-tiga. Selagi dua teman gue presentasi, gue mencuri waktu untuk mengedit tayangan presentasi sebisa mungkin. Hingga pada waktunya tiba, gue presentasi. Gue melakukannya dengan tidak sadar. Menebak sebisa mungkin apa yang harus gue jelaskan secara improvisasi.

Maafkan saya, teman-teman.. Ini semua karena ketiduran :(

Presentasi gue pun berakhir. Presentasi individu paling berantakan sepanjang sejarah.

Itulah sebabnya mengapa gue sebenarnya lebih cenderung memilih begadang dibandingkan tidur terlebih dahulu ketika mengerjakan tugas: karena gue takut kebablasan!




Selasa, 06 November 2012

Salam, Rasa, dan Pertama


Hai, sudah lama tak berjumpa.
Diliputi senyuman, oh, seperti inilah rasanya meninggalkan ruang ini berbulan-bulan lamanya. Ups, lebih tepatnya, tiga bulan lamanya.
Apa yang berbeda? Ada yang hilang? Atau ada yang bertambah?
Perasaannya kurang lebih sama seperti saat meninggalkan rumah beberapa bulan. Lalu saat kembali lagi ke rumah, melihat sekeliling, mengamati setiap inci detail rumah.
Ada yang berbeda di situ. Entah udaranya entah apanya.
Dan aku tidak menganggapnya deja vu. Tapi ya seperti inilah.
Ada kisah yang ku tinggalkan di situ, hingga akhirnya ada kisah yang ku lewatkan begitu saja. Sibuk menengak-nengok dan mencari tahu.
Ada rasa canggung yang mengerjap. Bagai berkenalan dengan orang baru.
Ada sedikit malu, ketika di pikiranku berkecamuk pertanyaan, "Masih diterimakah aku?"
Ada penyesuaian, sesuai dengan kumpulan puzzle yang mulai terbentuk.
Lalu terkejut! Ketika ada yang masuk.
Semua rasanya... persis seperti pertama memasuki ruang ini kembali.

Oleh:
6 November 2011

Prosa ini dibuat dalam rangka penyambutan kepada diri sendiri di blog ini.