Sabtu, 07 November 2009

Serigala Terakhir

Akhirnya, gw posting review film juga, guys. Karena gw nggak tahan mau berbagi review ini sama kalian. Buat orang-orang yang belum dan akan menonton film ini tapi nggak mau tahu ceritanya gimana sebelum lw nonton filmnya, gw saranin jangan baca ini. Karena gw akan mengulas sampai tuntas. Okay, bersiap ya teman, karena review gw ini sangatlah panjang.



Kamis malam, gw melihat tayangan On The Spot di Trans 7. Saat itu gw nontonnya sambil pindah-pindah ke channel yang lain. Tiba-tiba pas gw balik lagi ke On The Spot, muncullah muka-muka Vino G. Bastian, Fathir Muchtar, Reza Pahlevi, Ali Syakib, Dion Wiyoko dan Dallas Pratama. Yup, betul banget. Mereka disana sedang mempromosikan film “Serigala Terakhir”. Langsunglah sebagai penggemar berat Vino G. Bastian, gw teriak-teriakan sendiri di kamar. Haha. Vino mempromosikan film tersebut senagai film yang asli dibuat oleh anak-anak Indonesia, tidak menggunakan bantuan dari luar negeri. Gw tahu tuh, dia nyindir film apa.

Keesokan harinya, gw langsung pergi nonton film itu. Karena gw nggak tahu jadwal mainnya jam berapa, gw berangkat ke Matos sekitar jam dua belas kurang sepuluhan. Sampai sana gw liat jadwal main pertamanya jam dua belas tepat. Tanpa ba bi bu lagi gw langsung beli tiketnya. Untung aja nggak ngantri. Gw lihat saat itu jam dua belas kurang sedikiiit dan gw mengambil langkah seribu begitu dapat tiketnya. Ternyata di layar bioskop udah terlihat lima orang pemain utama berlari-larian. Yah, mungkin saat itu gw telat sepersekian menit. Nggak apa-apa deh, belum ketinggalan, baru opening-nya aja.

Vino G. Bastian (Jarot), Fathir Muhtar (Ale), Ali Syakib (Sadat), Dallas Pratama (Jago), dan Dion Wiyoko (Lukman) adalah lima anak kampung yang bersahabat. Mereka bercita-cita suatu saat nanti akan menjadi penguasa di negara ini. Menurut mereka kekuatan adalah kekuasaan dan kekuasaan adalah kehormatan. Mereka lebih sering menggunakan kekuatan ketimbang otak untuk menunjukkan kekuatan mereka. Kalau menurut gw, mereka lebih tepat untuk dijuluki preman kampung, sebab mereka sering beradu otot untuk mempertahankan daerah kekuasaannya jika diancam oleh pihak lain.

Di kampung tersebut mereka adalah pemimpinnya, jadi seluruh pemuda kampung merupakan bawahan mereka. Ada salah seorang pemuda kampung tunawicara bernama Fathir (diperankan oleh Reza Pahlevi), yang pernah satu kali dimintai bantuannya oleh Ale dkk untuk membantu perkelahian dengan sekelompok pemuda lainnya. Saat itu pun Ale dkk berhasil dalam perkelahian tersebut karena Fathir turut memukul salah seorang musuh dengan memecahkan botol di kepala orang tersebut. Disaat yang lain, ketika Fathir diolok-olok oleh sekumpulan anak kecil, Jarot pernah membela Fathir dengan mengusir anak-anak kecil yang telah memperoloknya.

Suatu ketika, Ale dkk bertanding futsal dengan sekelompok pemuda lain. Namun permainan futsal tersebut diwarnai oleh aksi anarkis. Hingga akhirnya ketika Ale berhasil membuat satu tendangan gol, sekelompok lawannya terbakar emosinya kemudian terjadi perkelahian. Ketika pemimpin lawan tersebut ingin menyerang Ale menggunakan belati, dari belakang Jarot memukul pemimpin lawan tersebut hingga tewas. Yang dilakukan oleh Ale dkk saat itu adalah kabur namun Jarot berbesar hati untuk tetap diam di lapangan itu hingga akhirnya ditangkap oleh polisi.

Di balik jeruji penjara, hidup Jarot tidak pernah tenang karena selalu diperlakukan tidak baik dan disiksa oleh teman-teman satu selnya. Namun lama kelamaan jiwa Jarot yang sesungguhnya muncul kembali dan justru menghantam teman-teman satu selnya untuk tunduk kepadanya. Selama mendekam di penjara, Jarot tidak pernah sekalipun dijenguk oleh keempat sahabatnya itu.

Di lain kesempatan, Ale dkk menyatukan kekuatan agar organisasi mafia narkoba Naga Hitam tidak masuk ke daerah perkampungan mereka. Karena Ale dkk “pincang sebelah” setelah tertangkapnya Jarot, maka Ale dkk mengadakan “audisi” kepada pemuda kampung untuk turut bergabung bersama mereka. Fathir adalah orang yang terakhir kali datang ke ajang tersebut. Namun saat itu Lukman dan Jago justru memperolok dan menertawakan Fathir dengan menyuruh Fathir untuk pulang saja dan merawat neneknya. Lalu Fathir langsung menuju rumahnya dan terlihat banyak orang sedang berada di rumahnya. Ternyata saat itu nenek Fathir sudah meninggal dunia.

Baiklah, kita kembali kepada Jarot. Setelah beberapa waktu lamanya, Jarot bebas dari penjara. Begitu keluar dari penjara (di scene ini lw bisa ngelihat Vino dengan gaya rambut gondrong serta berjanggut dan berjambang. So kewl!), Jarot disambut oleh Fathir. Kali ini style Fathir sudah berubah. Dia menggunakan jaket kulit dan memiliki janggut serta jambang. Tak hanya itu saja, Fathir menjemput Jarot dengan mengendarai sebuah mobil sedan berwarna merah. Ternyata Fathir membawa Jarot ke sebuah gedung yang di dalam satu ruangan terdapat beberapa bos besar pemilik organisasi sudah menunggu kedatangan mereka. Bos-bos tersebut mengajak Jarot untuk bergabung bersama mereka karena mereka sudah mengetahui kredibilitas Jarot. Mereka mengiming-imingi Jarot dengan kehidupan yang lebih baik. Akhirnya Jarot menyetujui ajakan tersebut. Dan lw tahu? Organisasi tersebut adalah Naga Hitam. Sehingga, sejak resmi bergabung dengan Naga Hitam, Jarot berseberangan dengan Ale dkk.

Sebetulnya, hati Jarot tidak begitu setuju dengan perilaku Naga Hitam yang sering bertindak terlalu sadis terhadap orang-orang yang tidak mematuhi peraturan Naga Hitam. Mereka selalu menyelesaikan persoalan dengan membunuh orang- orang. Terlebih Fathir yang dengan dinginnya membunuh orang dengan menggunakan pistolnya.

Film ini juga dibumbui oleh kisah cinta. Dimana Jarot dan Aisyah (diperankan oleh Fanny Fabriana) sama-sama menjalin cinta terlarang. Aisyah merupakan adik dari Ale. Setelah bergabung dengan Naga Hitam, Jarot bertemu kembali dengan Aisyah dan mereka sering janjian untuk bertemu.

Lain lagi dengan kisah ketika Jarot mengetahui bahwa adiknya, Yani (diperankan oleh Zaneta Georgina), bekerja di sebuah club malam menjadi seorang penyanyi. Jarot yang melihat hal tersebut kemudian melarang Yani agar tidak bekerja di tempat itu lagi. Akan tetapi yang ada hanyalah perang mulut diantara kakak beradik itu. Setelah itu Jarot meminta pemilik club malam untuk menjaga Yani agar tidak tersentuh oleh pria manapun.

Hingga akhirnya suatu saat Bos Besar menyuruh Jarot untuk mengadakan pendekatan ke kampung Jarot untuk berjualan narkoba. Alasannya adalah Jarot sudah mengetahui tempat itu. Dengan hati yang gundah, Jarot tetap mematuhi perintah tersebut. Jarot dan Fathir memberi sampel narkoba gratis kepada pemuda-pemuda kampung hingga akhirnya mereka ketagihan dan terus menerus membeli kepada Naga Hitam. Salah satu korbannya adalah adik Lukman yang pada akhirnya membuka mulut setelah ditanya paksa oleh kakaknya bahwa yang berjualan narkoba adalah Jarot. Setelah itu Ale dkk terus berniatan untuk memerangi Jarot dan Naga hitam. Di lain hari, ketika Ale dkk meminta uang keamanan kepada para pemilik-pemilik toko di suatu kawasan pertokoan, Ale dkk melihat Jarot dan Fathir melintas menggunakan sedan merahnya. Ale dkk seketika juga mengikuti mobil tersebut menggunakan motor yang dirampas mereka di tengah jalan. Laju mobil Jarot dan Fathir diapit oleh kedua motor Ale dkk hingga Fathir melepaskan tembakan peluru ke lengan Ale. Hal tersebut disesali oleh Jarot yang tidak menginginkan Ale ditembak oleh Fathir.

Tak lama, akhirnya Jarot kembali pulang ke rumah sekedar untuk menjenguk keluarganya. Ternyata ayah Jarot tidak ingin melihat Jarot ada di rumah itu lagi. Jarot pun kemudian memberikan uang untuk ibunya dan seketika Aisyah mendatangi rumah Jarot dan melapor bahwa Ale dkk sedang datang untuk menyerbu Jarot. Namun Jarot pun berhasil lolos dan dengan sedikit bantuan dari Fathir yang ternyata mengikutinya, akhirnya Jarot benar-benar dapat terbebas dari serangan Ale dkk. Jarot marah karena Fathir telah membuntutinya, menurutnya hal itu adalah urusan pribadi Jarot dan Fathir tidak perlu bersikap seperti itu.

Kemudian di lain waktu, Sadat dan Jago mendapati adik Lukman tewas dalam keadaan over dosis. Hal itupun diketahui oleh Lukman. Sehingga Lukman menemui Jarot yang saat itu sedang bersama kawanan Naga Hitam untuk membalaskan dendamnya. Akan tetapi Fathir yang berjalan di belakang Lukman, menjerat leher Lukman dengan benang halus. Kemudian Jarot menyuruh Fathir untuk melepaskan jeratan tersebut. Jarot berbicara empat mata dengan Lukman dengan awasan anggota Naga Hitam dari kejauhan. Setelah sempat terjadi pertengkaran mulut yang membakar emosi Lukman hingga ingin membunuh Jarot, namun hal itu digagalkan oleh Fathir yang terlebih dahulu menembak Lukman. Lukman pun tewas dan Jarot kembali mengecam Fathir.

Ale dkk mengetahui perbuatan Naga Hitam yang telah menembak mati Lukman. Sadat dan Jago melaksanakan aksi balas dendam dengan memperkosa Yani. Ale pun marah ketika Sadat dan Jago melapor kepada Ale. Menurut Ale bukan seperti itu cara balas dendam yang sesungguhnya, karena telah menyakiti wanita.

Sewaktu Jarot pulang ke rumahnya, Yani terlihat sedang termenung dan ibu Jarot berkata bahwa setiap hari Yani bersikap seperti itu. Jarot pun segera mendatangi club malam tempat Yani bekerja dan menanyakan siapa yang telah menodai adiknya kepada pemilik club. Pemilik club yang disiksa oleh Jarot dkk kemudian mau membuka mulut dan mengakui bahwa Sadat dan Jago yang melakukannya. Setelah itu Jarot dkk membakar pemilik club malam tersebut.

Suatu malam Jarot berhasil menangkap Sadat dan Jago. Mereka meminta ampun kepada Jarot. Akan tetapi Jarot tidak mau memaafkan kedua mantan sahabatnya itu dan nyawa mereka pun melayang dihabisi oleh Fathir. Di scene ini benar-benar terlihat betapa pembunuh berdarah dinginnya Fathir ketika memukul Sadat dan Jago menggunakan palu besar hingga darah mereka bermuncratan ke wajah Fathir yang penuh tampang kepuasan.

Ale yang tinggal sendiri pun akhirnya memergoki SMS Jarot di handphone milik Aisyah yang saat itu sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Jarot. Aisyah dikurung oleh Ale dan justru Ale yang menemui Jarot di sebuah penginapan dengan membawa sekumpulan pemuda kampung. Tanpa sepengetahuan Jarot, Fathir dan anggota Naga Hitam lainnya membuntuti Jarot dengan berjaga-jaga di depan penginapan. Mengetahui Jarot akan diserang, Fathir masuk ke dalam penginapan dan menjemput Jarot. Terjadi aksi tembak menembak di penginapan dan mereka berdua berhasil lolos dengan terjun melompat dari lantai dua. Setelah itu Jarot dihakimi oleh teman-temannya di Naga Hitam. Mereka menyuruh Jarot untuk meninggalkan Aisyah demi keselamatan mereka berdua.

Dengan penuh kegalauan, Jarot mengajak Aisyah untuk bertemu di sebuah atap gedung yang belum jadi. Sebelumnya, Aisyah telah brpamitan dengan ibunya untuk pergi menemui Jarot dan mengaku bahwa dirinya telah mengandung anak hasil perbuatannya dengan Jarot. Namun setelah Jarot dan Aisyah bertemu, Jarot justru mengajak berpisah dengan alasan demi kebaikan untuk mereka berdua. Aisyah masih menangis tersedu-sedu ketika Jarot meninggalkannya dan turun ke lantai dasar. Jarot pun terlihat sangat tersakiti dengan keputusan yang dibuatnya sendiri. Kemudian ada seseorang yang menepuk pundak Aisyah dari belakang, Aisyah mengira orang itu Jarot dan ekspresi Aisyah berubah gembira. Tetapi ekspresi Aisyah berubah kembaki ketika didapati bahwa orang yang menepuk pundaknya adalah Fathir. Jarot yang sedeng menyusuri jalan keluar gedung, mendapati Aisyah terjatuh ke lantai dasar. Jarot pun kaget dan menangis penuh keharuan kemudian segera menelpon polisi. Waktu gw melihat scene itu, gw teriak ”Shit!” sendirian di tengah keheningan bioskop. Sumpah gw kaget dan kesel banget sama perilaku sadisnya Fathir. Jadi di scene itu bener-bener diperlihatkan proses jatuhnya Aisyah yang terjun di udara.

Ibu Aisyah yang tidak terima dengan hal itu meminta anak sulungnya, Ale untuk membalaskan dendam tersebut. Kemudian Ale berhasil membakar mobil sedan merah Naga Hitam dengan mengalihkan perhatian Fathir dkk menggunakan pizza yang dikelabuhi sebagai bentuk traktiran ulang tahun Jarot (padahal Jarot tidak memesan pizza, yang memesan adalah Ale dkk). Ale pun turut membunuh salah seorang anggota Naga Hitam dengan meminta bantuan kepada orang untuk menembaki seorang anggota Naga Hitam itu. Mengetahui hal tersebut, Bos Besar Naga Hitam memarahi anak buahnya yang tersisa. Seorang anggota lainnya menyesali mengapa bukan Jarot saja yang harus tewas, namun Fathir melindungi Jarot ketika terjadi pertengkaran diantara keduanya.

Jarot membawa Fathir ke ruangan rapat mereka. Jarot mengajak Fathir agar berdamai dengan kampung Ale dkk dan tidak akan mengganggu kampung itu lagi. Akan tetapi Fathir menolaknya.

Lalu Jarot mengajak Ale untuk bertemu empat mata saja. Ale sepakat dan mereka bertemu tanpa pengawalan dari siapa pun. Jarot membuka percakapan dengan membawa kenangan-kenangan mereka di masa lalu. Ale bersikap sinis dan menganggap bahwa Jarot telah berkhianat. Namun Jarot menganggap dirinya bersikap seperti itu akibat dari perbuatan mereka yang tidak menjenguk dirinya selama di penjara. Bagi Jarot, hal tersebut bukanlah sikap yang dimiliki oleh orang yang bersaudara. Pertengkaran mulut berlangsung sengit diantara keduanya. Ale ingin membunuh Jarot menggunakan pistolnya dan saat itu terjadi pergelutan. Mereka berguling dan saling mengunci badan di atas tanah berpasir. Hingga akhirnya pistol meledak ke perut Ale. Mereka saling meminta maaf dan kalimat terakhir Ale menjelang ajalnya adalah ia pernah bermimpi bahwa mereka berlima akan bersatu untuk menguasai dunia bersama. Dalam tangisan, Jarot bergerak meninggalkan Ale yang sudah tewas. Ketika berjalan beberapa langkah, bahu sebelah kanan Jarot tiba-tiba ditembak oleh seseorang dan Jarot pun tewas seketika itu juga. Orang yang membunuh Jarot adalah Fathir.

Dan begitulah kurang lebihnya film ”Serigala Terakhir” ini. Gw kira yang dimaksud dengan “Serigala Terakhir” itu Jarot karena dialah yang paling terakhir hidup (dan akhirnya mati juga karena dibunuh oleh Fathir). Namun diakhir cerita, Bara, adik bungsu Ale yang ternyata menjadi generasi penerus dari lima serigala tersebut dan menjadi “Serigala Terakhir”.


Film berdurasi kurang lebih dua jam lima belas menit ini, memiliki unsur drama romantis, action, dan komedi yang menjadi satu di film ini. Untuk lw yang emosian seperti gw (gampang sedih, gampang marah, dan juga gampang bahagia), gw yakin pasti emosi lw akan kecampur aduk disini. Tapi sepanjang film sih gw lebih sering deg-degan, pengen marah dan nendang-nendangin Reza Pahlevi, dan pastinya sedih.

Akting buat Reza Pahlevi gw acungin jempol. Dia bener-bener tokoh yang tidak disangka-sangka yang akhirnya menjadi pembunuh berdarah dingin. Gw sebel banget sama dia. Gimana nggak sebel, di film itu, empat orang pemeran utama dibunuh sama dia.

Akting untuk Vino G. Bastian, seperti biasa, dia bermain total. Manly abis. Sumpah serapah seperti ”Anjing” sering keluar dari mulutnya. Keren banget lah cintaku itu. Haha. Di film itu lw bisa puas lihat otot-otot dan betapa six pack-nya Vino. Di awal lw bisa ngeliat kulit dia agak lebih hitam dari biasanya tapi diakhir-akhir ketika udah jadi mafia bersama Naga Hitam, you can look his pale complexion again. Gw perhatikan sekitar empat kali Vino berganti gaya rambut dan mungkin lw bakal ketawa karena baju-baju yang dia kenakan ketika jadi mafia itu ”enggak banget”. Model-model tahun 80’an gitu, pake kalung rantai emas pula. Yah, kan namanya juga mafia, begitu deh modelnya. Hahaha, tapi mau dibagaimanain juga, Vino tetap juara!

Top deh. Empat bintang untuk film ini.


0 comments: