Senin, 09 Agustus 2010

Pentol Boleh-Boleh


Halo semua.. Maaf ya, sudah lama gw nggak posting. Tentu ada alasannya dong, kenapa gw udah lama nggak posting. Mau tahu?

Karena gw magang selama enam minggu lamanya! Maklumlah, gw kan sudah mahasiswa tingkat akhir (cieh).

Magang di mana? Gw magang di Sidoarjo. Tepatnya di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Lebo, Sidoarjo. Mungkin kalau ada di antara Anda yang berdomisili di Sidoarjo, belum begitu familiar dengan nama ini, karena papan nama di depan kantor tempat gw ini namanya masih Pusat Studi Pengembangan Agribisnis dan Hortikultura (PUSPA). Tetapi sejak tahun ini telah berubah namanya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Cukup segitu saja penjelasan mengenai tempat magang gw. Gw di sini mau cerita tentang salah satu kegiatan yang paling gw sukai selama magang. Apa itu? Jajan pentol! Pentol adalah salah satu jenis makanan yang menyerupai bakso, somay, dan cilok. Di Jawa Timur sangat populer sekali jajanan pinggir jalan yang bernama pentol ini. Pentol ini juga dijual bersama dengan tahu yang membungkus sedikit adonan dari pentol tersebut. Biasa disajikan dengan saus merah atau saus kacang beserta kecap manis.

Pentol yang sering lewat di depan kantor gw ini berukuran besar, seukuran bakso dengan harga Rp 500,-/ buah dan tahu seharga Rp 500,-/ tusuk (satu tusuk berisi lima tahu). Rasanya? Seperti surga! Hehe maaf, berlebihan. Tapi jujur gw belum pernah menemukan pentol seenak itu. Gurih banget dan kenyalnya pas. Mantap jaya pokoknya!

Ini nih pentolnya. Slurp.


Pentol ini lewat setiap pagi sekitar jam sembilan. Pertama kali gw lihat gerobak di sepedanya, gw langsung ketawa sendiri. Habisnya unik sekali. Ada tulisan “Pentol Boleh Boleh” dan bapak penjualnya dengan wajah sumringah memanggil kami sambil membunyikan terompet ditangannya dan berujar, “Ayo ayo.. Pentol boleh-boleh..” Ceria sekali!

Eits, bentar dulu. Kok jam sembilan gw udah beli pentol? Kok gak kerja? Haha. Kantor magang gw itu nyantai, rata-rata kegiatannya kita yang menentukan sendiri. Maka gw dan teman-teman beserta anak-anak magang lainnya dengan mudah berjalan ke pintu gerbang dan sarapan pentol!

Oke, kita lanjutkan ke Pentol Boleh-Boleh. Selain tulisan “Pentol Boleh Boleh” beserta singkatan “PBB” di badan gerobaknya, ada tulisan lainnya yang bikin gw semakin ngakak. Di samping badan gerobak, ada tulisan “Mantap Surantap”. Sumpah gw nggak bisa menahan tawa melihat tulisan tersebut. Bapak penjualnya menurut ge kreatif sekali, karena beliau membuat gerobak pentolnya dengan warna biru dan tulisan berwarna merah yang sangat eye catching. Selain itu kata-kata di gerobaknya yang mengundang tawa.


Mantap Surantap!

Di minggu-minggu terakhir magang, sering ada penjual pentol lain yang tiba-tiba berhenti di depan kantor magang gw. Ada yang gerobaknya berwarna hijau dan ada satu lagi gerobak berwarna coklat. Kata anak-anak magang lain yang sudah pernah mencoba pentol gerobak warna hijau, rasanya tidak seenak Pentol Boleh-Boleh. Maka gw dan teman-teman gw tidak pernah membeli pentol tersebut. Pernah suatu hari, penjual pentol gerobak coklat lebih dahulu datang daripada Pentol Boleh-Boleh. Gw dan teman-teman gw yang ‘beringas’ kalau melihat pentol, tanpa ba bi bu kami menyerbu pentol tersebut. Selain menjual pentol, penjualnya juga menjual es cincau. Akhirnya gw dan teman-teman membeli pentol dan es cincau. Rasa pentolnya tidak begitu enak. Saat kami masih berkumpul di depan gerbang, tiba-tiba Pentol Boleh-Boleh datang. Oh oh oh.. Kami pun langsung kecewa. Sama halnya dengan bapak Pentol Boleh-Boleh. Beliau menatap kami dengan sedih dan bertanya, “Sudah pada beli ya?” Duh, gw kalau ingat itu jadi sedih lagi.. Untung ada beberapa anak magang yang membeli Pentol Boleh-Boleh namun tidak seramai biasanya, kemudian si bapak Pentol Boleh-Boleh bergegas pergi mengayuh sepedanya. FYI, pentol gerobak coklat menggunakan sepeda motor, sedangkan Pentol Boleh-Boleh menggunakan sepeda.

Beberapa hari kemudian, saat kantor sedang kosong karena semua pegawainya pergi ke Dinas Provinsi, gw dan teman-teman sengaja nongkrong di teras kantor untuk menunggu pentol. Ternyata yang lewat adalah pentol gerobak coklat. Awalnya kami tidak mengindahkan penjual pentol tersebut sekian lamanya, karena kami berharap Pentol Boleh-Boleh akan datang. Namun setelah ditunggu-tunggu, Pentol Boleh-Boleh tidak lewat-lewat dan kami kira bapak tersebut tidak berjualan karena sudah terlalu siang. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli pentol gerobak coklat. Setelah membeli kami memakannya di teras. Tak lama kemudian, Pentol Boleh-Boleh yang dinanti pun lewat! Rasa bersalah pun meliputi kami kembali. Terang saja Pentol Boleh-Boleh selalu didahului pentol gerobak coklat karena Pentol Boleh-Boleh hanya menggunakan sepeda, sedangkan saingannya menggunakan sepeda motor sehingga lebih cepat datang. Saat itu penjual pentol gerobak coklat segera beralih pergi. Teman gw berinisiatif untuk membeli pentol kembali di Pentol Boleh-Boleh. Dan gw pun mengikutinya meski tidak membeli sebanyak biasanya. Gw pun berkata dengan bapak penjualnya, “Pak, kalau ke sini besok dateng pagi-pagi ya, Pak.” Si Bapak menjawab, “Iya, tadi pagi ini aja buru-buru, lagi repot.” Gw pun menegaskan lagi, “Oh. Kalau gitu besok lebih pagi lagi ya, Pak.” “Katanya istirahatnya jam 9?” tanya si Bapak. Dan gw menjawab, “Ah, kalau kita sih bisa istirahat kapan aja. Jam 8.30 juga udah bisa.” Si Bapak tersenyum dan mengiyakan.

Dan keesokan harinya merupakan hari terakhir gw bisa membeli pentol tersebut, karena hari itu merupakan hari Jumat di mana hari Senin dan Selasa-nya gw izin tidak masuk magang serta hari Rabu-nya sudah memasuki awal puasa. Benar saja, Pentol Boleh-Boleh pun datang lebih awal. Gw senang karena si Bapak telah menepati janjinya untuk datang lebih awal. Gw pun langsung mengambil kamera untuk mengabadikan hal tersebut sebagai kenang-kenangan.





Pentol Boleh-Boleh, saya akan merindukanmu!

Sekali lagi maaf posting kali ini kebanyakan maaf-nya. Dan maaf sudah bercerita tentang makanan di Bulan Ramadhan :p



9 comments:

waaaaa cita...
posting makanan...
hehehe

pentol?? gue belom pernah nyoba cit..
kayaknya enakk tuh..
haduuh sayang disini gak ada yaa..

Haha maaf ya posting makanan malah pas di bulan puasa..
Tergiur ya No? :p
Emang enak banget deh ini pentol. Kalau di Jawa Barat palingan kan somay ya.. Hampir-hampir mirip gitu deh. Makanya main ke Jawa TImur, nanti gw beliin pentol hehe.

wah pernah ke sidoarjo jga neyh, rumah qu sidoarjo juga lho...mampir..mapir rumah qu..

Salam kenal yaa :)

Wah rumahnya di Sidoarjo sebelah mana? Aku punya sahabat rummahnya di dekat Bungurasih.

pentol beda ya sama bakso?? huahahahaha :D

#taktahuapa2

Kalau di Jawa Timur, pentol bisa digunakan sebagai istilah dalam menyebut bakso atau cilok..
Terima kasih sudah berkunjung!

hey bro lu punya sejarah berdirinya GAk

maap-maap ane gak punya sist :(