Kamis, 14 Oktober 2010

Saya dan Dunia Maya

Saya cinta dunia maya!

Dan sangat tergila-gila dengannya saat Vino Bastian membalas tweet saya di situs jejaring sosial bernama Twitter.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat jatuh cinta saat saya bisa tetap berhubungan dengan teman-teman lama saya di situs jejaring sosial bernama Facebook.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat terkejut olehnya saat saya butuh informasi tentang lokasi Dunkin’ Donuts Malang dan saya mendapatkannya di situs jejaring sosial bernama Yahoo!Koprol.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat bergantung padanya saat saya ingin mencari referensi tugas-tugas kuliah tanpa perlu pergi ke perpustakaan, cukup mencarinya di situs pencarian bernama Google.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat berterima kasih dengannya saat saya butuh bantuan dari kakak saya dan saya dapat mengirimkan pesan lewat e-mail.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat tak bisa lepas darinya saat saya ingin mendengar lagu-lagu kesukaan saya kemudian saya bebas mengunduhnya lewat situs penyedia unduhan gratis bernama 4shared.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat aku padanya saat saya sedang tidak ingin diusik ketika mencurahkan keluh kesah saya di sebuah situs jejaring sosial bernama Plurk.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat kagum padanya saat saya bisa berlatih bercakap-cakap dalam Bahasa Inggris dengan orang asing di sebuah situs bernama Omegle.


Saya cinta dunia maya!

Dan sangat ingin menikah dengannya saat saya menyalurkan tulisan saya di sebuah situs bernama Blogspot.


Norak? Biar. Inilah saya.

5 comments:

waaahh.. kalo kayak gini kiki juga cinta (banget) dunia maya mbak... hahaha :P

Hidup netizer!
Gak bisa hidup tanpa internet. Haha.

tidak ada yang norak, mungkin kaLo yang menganggap ini norak karena beLum kecanduan di dunia bLogging :D

Hehe, iya Om. Khawatir ada yang menganggap norak.. Tapi biar saja lah. Persepsi orang kan sendiri2 ya..

jangan di ambiL pusing Mbak, yang sudah menganggap norak itu berarti justru yang bersangkutan adaLah orang yang norak. yakni, tidak memiLiki kebijakan persepsi dan kebijakan argumentasi.