Senin, 06 Februari 2012

04.35 - 6 comments

Dongeng Jantung Hati


Aku pernah merasakannya berkali-kali
Namun yang bisa ku nikmati hanyalah barang sekali
Aku meninggalkannya dalam sisa tetes hujan terakhir yang jatuh ke bumi
Tanpa sumpah serapah atau tanda perpisahan di ujung bibir kami
Dan memberi bekas luka paling dalam di hati

Semua berlalu begitu lambat dan membuat tenggorokanku tercekat
Jika mengingat-ingat kisah yang tak pernah bisa aku tutup rapat
Bukannya aku tidak mau maju tapi lajuku selalu tersendat
Oleh bayangan kelam yang dengan sendirinya aku perbuat
Meski berulang aku pahami itu keputusan yang tepat

"Laknat!" yang aku yakini bisa ia teriakkan dalam hati tanpa ragu
Lalu aku merintih kesakitan dalam syahdu yang begitu merindu
Bercampur aroma sesal tanpa kesal yang berbalut lugu
Meminta permohonan agar diampuni dengan seulas senyumnya yang dahulu
Dalam khayal, tentu

Semua kini sudah tak bisa kembali meski jalan bisa terbuka lagi
Dengan pasti aku dengannya tidak bisa menjadi kami
Atas liarnya situasi yang lepas tak terkendali
Sambil menunggu jatuhnya embun dari mawar di kebun pagi tadi,
Ku mainkan sendiri perasaan ini di sela-sela jemari dan takkan berhenti


Oleh:   D. Nariswari
            6 Februari 2011


Gambar diambil dari sini.

6 comments:

Ewh. cool.

#komentar aku kali ini singkat padat jelas :P

Tumben komentarnya singkat padat jelas.. Lagi sibuk atau nggak ada ide buat nulis komentar? :p

Haha. nggak kok. emang keren. ;)

Aduh makasih ya, tapi maaf nih lagi nggak punya uang receh :p

Suka sama judulnya aja mbak? Isinya nggak? :p :D