Selasa, 17 Juli 2012

Liburan Seru: Surabaya

Tanggal 28 Juni sampai 8 Juli kemarin, keluarga gue beribur ke beberapa kota di Indonesia. Nggak jauh-jauh sih, masih di pulau Jawa saja. Yang didatangi pun sebenarnya kota yang sudah sangat sering gue kunjungi, yaitu Surabaya, Malang, dan Jogjakarta. Mengapa menjadi begitu sangat istimewa? Karena gue benar-benar merasakan yang namanya liburan setelah sekian lama tidak berlibur.

Sebenarnya, liburan kali ini berawal dari acara pernikahan salah satu sepupu gue yang tinggal di Surabaya. Tanggal 28 Juni malam, gue beserta keluarga besar bokap gue yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, berangkat dari Stasiun Gambir naik kereta Argo Anggrek menuju Surabaya. Rombongan kami berjumlah 21 orang. Ada satu kejadian unik ketika kami menaiki kereta tersebut. Karena 22 kursi di salah satu gerbong kereta tersebut sudah menjadi blok kami tersendiri, ada pemandangan yang ganjil ketika terdapat seorang lelaki menduduki kursi tepat di depan kursi gue (formasi tempat duduk sudah oom gue atur sedemikian rupa sehingga siapa berpasangan duduk dengan siapa). Gue langsung ngeh dan berbisik kepada nyokap, “Lho, ini siapa, kok duduk di sini?” Dari gerak-geriknya, lelaki itu seperti gelisah karena terus memandangi tiket yang ada di tangannya.

Suami kakak sepupu gue yang seharusnya duduk di kursi yang ditempati lelaki tersebut pun menegur lelaki itu, “Maaf mas, 9D ini kursi saya.” Mendengar itu, si lelaki terlihat bingung. Gue yang berada di belakangnya langsung berinisiatif untuk melihat tiket yang dipegang si lelaki, “Oh, ini Gerbong 1, mas. Kalau mas Gerbong 4,” ujar gue sambil menunjuk tulisan di tiketnya. Sang lelaki terlihat panik dan segera memohon maaf, lantas bergegas menuju gerbong yang lain.

Setelah itu, keluarga gue ribet mengatur tas dan kopernya masing-masing. Tak lama kemudian, si lelaki-yang-salah-tempat-duduk terlihat berjalan kembali mendekati kursi 9D di gerbong kami. Dengan yakin dia berkata kepada suami kakak sepupu gue, “Pak, tadi saya sudah tanya petugasnya. Ini benar gerbong saya. Yang ditulis di sini, kereta 4 ya gerbong ini. Jadi ini tempat duduk saya.”

Gue dan suami kakak sepupu gue terheran. Tidak mungkin ada orang lain yang nyelip di antara kursi kami. Gue kembali (sok) mengurus ketidakberesan tersebut, “Mas, coba lihat tiketnya deh,” ujar gue terhadap suami kakak sepupu. Sejurus kemudian, kami membandingkan tiket kami dengan tiket si lelaki. Mata gue menangkap suatu keanehan di tiket si lelaki, “Ini, tanggal 30 Juni?” Suami kakak sepupu gue berujar, “Oh ini tanggal tibanya.” Si lelaki turut mengiyakan. Sementara suami kakak sepupu gue dan si lelaki belum sadar, mata gue menangkap tulisan tanggal keberangkatan di tiket kami sambil membandingkannya denga tiket si lelaki.

“Oh pantas. Mas ini harusnya berangkat tanggal 29,” ujar gue penuh kemenangan (halah, begini aja pakai menang-kalah :p). Suami kakak sepupu gue malah bertanya, “Emang sekarang tanggal berapa?” dan gue menjawab, “Tanggal 28.” Seketika itu suami kakak sepupu gue dan si lelaki mengecek kedua tiket. Beberapa detik kemudian mereka baru tersadar, “Oh iya.. Harusnya mas berangkat besok,” kata sepupu gue. Si lelaki wajahnya langsung merah padam dan mengumpati dirinya sendiri. Lalu ia meminta maaf kepada kami sambil menuju keluar. Kami sekeluarga tertawa. Bukan tertawa kemenangan, tapi heran, kok bisa-bisanya ada orang naik kereta tapi nggak ngecek tanggalnya. Kemudian kami berpikir, untung saja lelaki itu barang bawaannya hanya satu buah ransel. Nah kalau kami, bisa  repot kan, 21 orang dengan bawaan berkoper-koper kemudian salah naik kereta..

Sayangnya, tidak ada foto kami sekeluarga di dalam kereta yang bisa gue pamerkan saat ini, karena foto tersebut ada di kamera milik sepupu gue dan gue belum sempat minta dikirimkan. Silakan dibayangkan saja ya, “rombongan bonek pulang kampung”nya seperti apa :D

Esok harinya, pukul 07.30 kereta sampai di Stasiun Pasar Turi Surabaya. Keluarga Surabaya sudah siap menanti kami di pintu keluar. Total lima mobil dikerahkan untuk mengangkut kami beserta barang bawaan ke rumah tante gue yang memiliki hajatan. Sepanjang jalan ke rumah tante, kami sibuk celingak-celinguk melihat perubahan apa saja yang terjadi di Surabaya. Seingat gue, terakhir kali gue ke Surabaya sekitar dua tahun yang lalu. Sudah cukup banyak perubahan yang terjadi di kota favorit gue itu, terutama bangunan-bangunan (baca: mall) yang dulunya masih dibangun sekarang sudah berdiri megah.

Sesampainya di rumah tante, kami mempersiapkan acara siraman untuk sepupu gue. Karena acara siraman dilaksanakan sore hari, maka ketika siang hari kami masih sempat memanggil tukang bakso sepedaan dan pecel semanggi. Kalau bakso sih udah biasa ya (bakso Surabaya itu enak banget!), tapi yang bikin penasaran adalah pecel semanggi yang gue belum pernah coba. Dari dulu gue selalu diiming-imingi sepupu gue karena kata dia pecel semanggi rasanya sangat lezat. Kebetulan pas di Surabaya kemarin, ibu penjual pecel semanggi lewat di depan rumah tante, jadinya kami sekeluarga memborong sampai habis. Jadi, ibu penjual pecel ini berjualan dengan berjalan kaki sambil membawa tempat anyaman bambu (seperti tukang jamu) untuk menyimpan bahan-bahan pecel semanggi. Pecel ini disajikan dengan pincuk (daun pisang berbentuk corong berukuran kecil) dan isinya adalah daun semanggi dan tauge yang dilumuri saus khas pecel semanggi (berwarna coklat muda dan agak kental dengan rasa manis pedas), serta kerupuk puli. Rasanya? Yummy, ternyata benar-benar enak! Tapi maaf, saking semangatnya menyicipi kuliner ini, gue sampai lupa untuk memotretnya. 
Gambar Pecel Semanggi yang gue ambil dari mynalendra.multiply.com 

Sore harinya, sepupu gue menjalani upacara siraman dan malam harinya dilanjutkan dengan upacara midodareni. 
Iwan sedang disirami nyokap gue

Keesokan harinya, ketika ayam jago belum berkokok bahkan azan Subuh belum berkumandang, kami menuju ke Masjid Al-Akbar Surabaya sekitar pukul 04.00 subuh untuk acara akad nikah sepupu gue yang dimulai pukul 07.00 pagi. Gue antusias sekali karena gue sudah lama ingin masuk ke dalam Masjid Agung Surabaya ini. Sesampainya di sana, memang tidak salah perkiraan gue atas masjid tersebut, benar-benar indah.
Nyokap gue berdiri di salah satu pintu Masjid Al-Akbar Surabaya (Jadi nyokap gue mulu nih yang eksis) 

Pukul 07.00, sepupu gue menjalani upacara akad nikah.
Mempelai wanita mencium tangan mempelai pria sesaat setelah ijab kabul 

Pukul 10.00 dilanjutkan dengan resepsi. Gue dan sepupu langsung berburu makanan. Makanan yang paling bikin keinget sampai sekarang adalah lontong kikil dan tahu campurnya. Memang juara deh makanan Surabaya!
Selamat menempuh hidup baru, Iwan dan Rena 

Gue dan bokap akhirnya kebagian tampil

Eh foto di atas nggak ada korelasinya ya, sama teks sebelumnya. Biar ah XD

Di resepsi ini gue juga berjumpa dengan Dhepoy, teman kuliah S-1 gue yang saat itu sedang bekerja di Surabaya dan sengaja gue undang. Terima kasih ya Dhepoy, sudah mau datang..
Dhepoy pakai baju baru lho ini :p

Acara resepsi selesai, kami kembali pulang ke rumah tante. Di rumah tante penuh dengan makanan-makanan pesta. Sampai malam gue pun tidak berhenti mengunyah, karena gue sudah bertekad, liburan kali ini gue tidak akan menyia-nyiakan makanan apapun yang ada di hadapan gue. Gue tidak peduli terhadap penambahan lemak di sana-sini. Yang penting, hajar bleh! :D

Besok paginya, gue dan nyokap siap berangkat ke Malang. Bokap mengantarkan kami sampai ke terminal Bungurasih. Sesudah itu kami menaiki bus ke Malang. Yeay, tunggu kedatangan kami, Malang!!!

(Bersambung ke artikel berikutnya)...


9 comments:

wahh.. serruu banget liburannya..

eh btw baju hijaunya cantik bangeettt.. orang nya juga kok :)

eh udah selesai ya S1 nya?

ni ibu ama anak ya..?? masya allah sama2 cantik.. sepertinya ramah juga.. salam kenal..

blognya sudah saya follow#50 jika berkenan boleh saya minta follbeknya.. masih newbie butuh dukungan.. terimakasih..

Risah: Hehe, terima kasih banyaak! Iya alhamdulillah udah selesai S-1 :)

Cah warungkopindeso™: Iya itu ibu saya, kami memang ramah kok :p Terima kasih :)

Tak kirain tuh yang nikah omes lho kan ada di tipi eeh ternyata saudara dikau mbak , wakakak :D

Cantik pake ijo, seger :D

Dua bulan lalu aku dateng ke nikahan sepupuku di mesjid gede Surabaya itu juga... Emang gede banget ya mesjidnya...

Waw rombongan ber21 hihi banyak sekaleee...

Subhanallah...
Seru banget ceritanya ^^

Salam kenal ya

Niar: Hahaha ternyata besoknya itu nikahannya Omesh... Aku pakai warna apa aja emang cantik kok, Niar :D

Una: Iya, jadi pengen ke masjid sana lagi.. Bukan rombongan sih,gerombolan bonek lebih tepatnya :D

Sri: Yang seru bagian mananya? *ngetes :D

Setiap ada travel notes Insya Allah tidak akan saya lewati termasuk postingan ini. Saya senang dengan travel , wisata kuliner, dan juga laporan perjalanan.

Salam dari Pontianak

Terima kasih, ditunggu komentar-komentar berikutnya :D