Sabtu, 19 Februari 2011

Apakah Anda (Masih) Orang Indonesia ?



Baiklah gue semakin sedih dengan negara gue, Indonesia. Terlebih kepada masyarakatnya.

Sudah ada dua orang teman gue yang menyatakan ingin berpindah kewarganegaraan menjadi WNA. Keinginan itu mereka umumkan pada status mereka di media jejaring sosial. Mereka memang belum menjadi WNA tapi miris sekali ketika gue mengetahui mereka mempunyai niat seperti itu.

Mereka mungkin sudah terlalu lelah dengan isu-isu yang akhir-akhir ini merajalela di Indonesia, beberapa waktu lalu dihebohkan dengan isu pemblokiran Blackberry dan yang baru saja hangat dibicarakan adalah mengenai tidak akan ditayangkannya lagi film-film Hollywood di bioskop Indonesia. Pertanyaan gue adalah, apakah kita tidak bisa hidup tanpa “produk-produk” luar negeri? Lantas, apakah dengan berpindah kewarganegaraan, kita bisa hidup lebih nyaman?

Gue memang belum pernah ke luar negeri. Jikalau suatu saat nanti gue pernah menginjakkan kaki di luar negeri, gue berharap kecintaan gue kepada tanah air Indonesia ini tidak akan pernah luntur. Karena gue dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia, dengan segala kesedihan maupun kebanggaan yang dialami oleh bangsa ini.

Banyak orang yang seumuran gue, lebih muda atau lebih tua daripada gue, menggilai drama-drama Korea. Saking fanatik-nya terhadap drama dan boyband Korea, mereka pun terbius dengan budaya negara tersebut sampai-sampai serius mempelajari bahasa Korea. Tidak hanya Korea tetapi juga budaya Jepang dan berbagai kebudayaan negara lainnya. Gue tidak melarang hal tersebut karena menurut gue tidak ada salahnya dengan keinginan untuk mempelajari sesuatu. Tetapi, apakah ada orang Indonesia yang benar-benar mau mempelajari bahasa Indonesia secara baik dan benar? Apakah ada yang peduli dengan Ejaan Yang Disempurnakan? Mungkin ada, tapi sedikit jumlah peminatnya.

Gue sekarang semakin paham dengan sikap presiden pertama kita, Soekarno, yang menolak kebudayaan dan kesenian barat untuk masuk ke dalam negara kita. Kini kekekhawatiran Bung Karno semakin terbukti. Beliau dengan tepat mampu meramalkan apa yang bisa terjadi di negara kita saat ini dan beberapa tahun ke depan. Bahkan bukan budaya barat saja yang dapat mengalihkan budaya Indonesia, melainkan budaya timur lain seperti ilustrasi gue mengenai drama Korea tadi.

Pernah mendengar kalimat seperti ini? “Dari dulu, Indonesia adalah negara berkembang. Kapan majunya?” Menurut gue, pantas saja kita masih belum bisa maju. Bagaimana tidak, kita saja masih ketergantungan dengan hal-hal yang berasal dari luar negeri. Bahkan sudah terlanjur nyaman dan terbuai sampai-sampai jika kenyamanan tersebut diganggu, sebagian dari kita marah-marah karena tidak mau menerima kenyataan yang sebenarnya.

Dibanding menegangkan otot dan ngomel-ngomel sendiri di balik gadget, mengapa tidak bergerak maju dan berkarya untuk membangun negara kita sendiri?

0 comments: