Kamis, 16 Agustus 2012

Liburan Seru: Klaten - Jogja

Hari ke-4 di Jogja, gue dan nyokap diajak pakde berjalan-jalan ke Klaten. Tujuan pertama adalah mengunjungi Yoga Art Design, yaitu sebuah toko yang menjual lurik. Bagi yang belum mengetahui apa itu lurik, lurik adalah kain tenun khas Jawa yang memiliki motif garis-garis. Di toko ini terhampar berbagai macam warna lurik. Selain menjual kain, toko ini juga menjual pakaian jadi dan juga bantal-bantal berbahan dasar lurik. Lurik yang biasa gue temui adalah lurik yang teksturnya kasar, namun tidak untuk kain lurik di Yoga Art Design, karena lurik yang mereka produksi adalah lurik bertekstur halus dan nyaman untuk dikenakan. Nyokap membelikan gue sebuah kain lurik berwarna hijau muda. Terima kasih, ibu…

Gue diantara lurik-lurik
Tujuan selanjutnya adalah mengunjungi Galeri Kebaya Jakajeky. Galeri ini merupakan produsen kebaya yang memproduksi kebaya berpayet secara massal dengan harga yang terjangkau. Kalau nggak percaya, coba deh, main ke Klaten dan mampir ke sana. Aduh, promosi gini gue jadinya, dibayar juga nggak, haha. Di Galeri Kebaya Jakajeky ini, terdapat larangan untuk mengambil foto. Sebenarnya sebelum membaca larangan itu, gue sudah sempat jeprat-jepret beberapa situasi di sana sebagai dokumentasi perjalanan, tetapi untuk menghormati larangan tersebut, gue tidak akan memasukkan foto mereka di blog ini atau media internet yang lain. Maaf ya buat yang punya Jakajeky, gue ngepromosiinnya jadi setengah-setengah gini kan :p

Setelah puas bermain-main dengan hal-hal yang berhubungan dengan fashion, kami melanjutkan perjalanan ke toko yang menjual berbagai macam keripik. Kata bude gue, di Klaten ini terdapat sentra keripik, tetapi karena bude gue lupa tempatnya, kami hanya mampir ke sebuah toko keripik kecil yang memiliki merek dagang Ibu Mangun (kalau nggak salah, gue agak lupa, haha). Yang menjadi ciri khas dari toko keripik Ibu Mangun ini adalah keripik paru. Di sana kami memborong berbagai macam keripik untuk dikonsumsi sendiri maupun oleh-oleh. Karena sudah siang dan lapar, gue, tante, dan sepupu gue mencicipi tester keripik yang memang disediakan untuk pengunjung secara ganas. Gue sampai ketawa-ketawa sendiri melihat kelakuan kami, tentu saja sambil terus mengunyah tester di sana..

Setelah puas berbelanja dan “menyicipi” tester, kami minta kepada penjaga toko untuk melihat proses pembuatan keripik paru yang kebetulan terletak di belakang toko. Gue langsung teringat ketika gue dulu kuliah S-1, gue pernah pergi ke sentra keripik tempe di Sanan, Malang. Pemandangan di pabrik kecil keripik paru ini juga hampir mirip seperti di Sanan, yaitu pabrik keripik dengan skala Usaha Kecil Menengah (UKM). Memori-memori gue jadi tersentak kembali ketika melihat pabrik di Klaten ini.. Betapa sesungguhnya berkuliah di jurusan Agribisnis sangat menyenangkan! :D
Mesin pemotong paru
Proses pembumbuan keripik paru
Proses penggorengan keripik paru
Berakhirlah jalan-jalan ke Klaten. Sepulang dari Klaten, gue dan nyokap mampir mengunjungi rumah pakde gue yang satu lagi yang terletak di samping Monumen Jogja Kembali (Monjali). Pakde gue ini pecinta kucing, dan ketika gue ke sana, terdapat seekor anak kucing yang nakal dan lincahnya nggak karuan! Akhirnya gue lebih banyak menghabiskan waktu di teras rumah pakde gue. Jadi kayak sombong kan gue jadinya. Gimana lagi dong, salah sendiri pakde-pakde gue pada memelihara kucing :( Untungnya sih keluarga besar gue rata-rata sudah memahami bahwa gue takut banget kalau ketemu sama kucing, jadi (semoga saja) mereka memaklumi perilaku gue. Maaf, ya Pakde..

Malamnya, gue berkesempatan untuk menyaksikan Jogja Fashion Week 2012 (JFW 2012) yang diselenggarakan di Jogja Expo Center. Saat itu adalah hari ke-4 diselenggarakannya JFW 2012. Berhubung pakde gue adalah desainer senior di Jogjakarta, maka gue dan keluarga mendapatkan tempat duduk untuk tamu undangan. Jarak tempat duduk yang gue duduki dengan panggung catwalk sangatlah dekat, hanya sekitar 90 cm saja. Jadi, gue bisa melihat lenggokan peragawati dengan mata kepala sendiri secara dekat, namun sayangnya, malam itu tidak ada satupun peragawan yang tampil, maka gue nggak bisa menyegarkan mata deh :D
Pakde Goet Poespo memberikan karangan bunga kepada para desainer 
Pakde Goet Poespo berfoto bersama desainer di JFW 2012
Salah satu karya desainer di panggung JFW 2012
Keesokan harinya merupakan hari kepulangan gue ke Bekasi. Merasa belum puas kalau ke Jogja belum ke Malioboro, maka pagi itu gue dan nyokap ditemani tante pergi ke sana. Sebelumnya, kami pergi terlebih dahulu ke Pasar Beringharjo untuk membelikan beberapa titipan bude gue. Setelah selesai membelikan titipan, nyokap mengajak ke salah satu gerai makanan yang berada di dalam pasar. Gue yang saat itu sebenarnya tidak begitu nafsu untuk jajan, merasa terheran-heran mengapa nyokap memaksa gue untuk ke gerai itu. Ternyata, di gerai makanan itu terdapat es campur yang menjadi langgan sejak nyokap tinggal di Jogja. Es campur ini terdiri atas cincau dan kelapa muda serta sirup merah yang rasanya gurih kemanisan (sirup inilah yang menjadi kekhasan dari es campur tersebut). Yang tambah bikin mengejutkan adalah ketika nyokap hendak membayar tiga gelas es campur, nyokap bertanya “Berapa pak?” dan penjual menjawab “Rp 6.000”. Jadi… satu gelas es campur harganya hanya Rp 2.000 saja SAUDARA-SAUDARA! Kalau di sekitar rumah gue Rp 2.000 cuma dapet es batunya aja kali…
Es Campur di Pasar Beringharjo
Ini dia gerainya
Oh ya, karena gue tipe manusia yang tenggorokannya sensitif sama es-es jalanan, setelah minum es tersebut, gue sukses flu berat selama dua minggu lamanya. Sebenarnya gue tidak hanya menyalahkan es itu, tetapi memang keadaan tubuh selama liburan yang semakin menurun ditambah lagi dengan lingkungan keluarga gue mulai dari bokap, sepupu, sampai keponakan yang juga terserang flu berat. Bahkan malam sebelum kepulangan gue ke Bekasi, Nadif yang saat itu sudah terlebih dahulu flu, sempat mengeluarkan nafasnya dari dalam mulut ketika duduk di sebelah gue, “Haaah.. Haaah.. Nih, aku sebarin virusnya.” Makasih lho Nadif, aku jadi beneran flu gara-gara disebarin virus sama kamu >.<

Oke, cukup intermezzo mengenai flunya.. Dari Beringharjo, kami melanjutkan perjalanan ke sepanjang Malioboro. Tujuan gue ke Malioboro tentu ada misi khusus yaitu mencari suatu barang-yang-tak-bisa-gue-ceritakan-di-sini (sok rahasia :p). Berhubung saat itu adalah hari libur sekolah, maka sepanjang pelataran Malioboro penuh sekali dengan orang. Perjuangan menerobos kerumunan orang-orang di Malioboro terbayarkan setelah mendapat beberapa barang yang dibutuhkan.

Di Malioboro, gue sempat membeli buah ciplukan. Pasti di antara Anda ada yang kurang familier dengan buah ini. Buah ini bentuknya bulat kecil berwarna hijau muda. Rasanya manis, kadang manis keasaman. Satu ikat harganya Rp 3.000. Buah ciplukan diakui nyokap gue sebagai jajanan nyokap di kala beliau SD, saat itu harga buah ciplukan masih satu sen per ikatnya.. Setiap ke Jogja, gue pasti menyempatkan diri untuk membeli buah ini, karena sangat sulit menemukan buah ini di Jabodetabek.
Buah Ciplukan
Perjalanan di Malioboro menutup rangkaian liburan gue kali ini. Malamnya, gue sekeluarga di jemput travel menuju ke Bekasi. Sempat terkena macet di jalan, hingga menghabiskan perjalanan Jogja-Bekasi 19 jam lamanya. Meski lelah, semua kisah dalam liburan kali ini membawa kepuasan tersendiri. Empat bulan perkuliahan terbayarkan oleh sepuluh hari liburan yang menyenangkan!

Maka, berakhirlah artikel-artikel liburan gue di pertengahan tahun ini. Bagi yang sudah bosan dengan cerita-cerita ini, selamat ya, sudah selesai nih kisah perjalanan gue :p

11 comments:

kak Cita di Jogja waktu tanggal berapa aja? padahal kemaren aku cukup lama di Jogja loh.. liburan sama belanja shop juga. kalo kak Cita ke Jogja lagi ketemuan doong :O
eh ya, itu galery Jakajeky alamat lengkapnya dimana kak? barangkali aku mau nyari kebaya buat wisuda nanti :)

Waahh panjang banget mbak Cita ceritanya.. Asiikk nih yee ke jogja hihihi..

Asik, banget bisa ngeliat dari deket lenggak lenggok pragawati cantik.. Aku juga mau dooongg.. =p

Apah? es campurnya 2000-an..? murah banget yak. Di jakarta mah segitu aernya doang kali yaah hehe

Syifa: Aku di Jogja tanggal 3-8 Juli kemarin.. Hihi ayoo ketemuan, nanti ya janjian kalau pas aku ke Jogja lagi :D Duh aku juga nggak ngerti kemarin itu alamat tepatnya di mana.. Nanti deh kalau dapet informasinya aku share lewat FB aja ya Syifa :)

Gia: Nggak usah lihat peragawati, lihat akunya aja, sama cantiknya kok :p Iya es campurnya murah banget ya.. Di sini es mambo aja udah nggak dapet kali 2000 haha!

wah,,
saya sudah lama bgt gk ke jogja,,
pasti banyak yg berubah y mbak,...
:)

Saya juga udah lama nggak ke Jogja, alhamdulillah kemarin bisa main ke jogja lagi.. Mengenai perubahan hmm mungkin ada beberapa, saya pun nggak terlalu peka :p

Seru banget kayaknya bisa main ke pabrik kripik paru, nonton JFW 2012 sama makan2, jadi pingin ke Jogja :(

Seruu dong.. Yuk yuk ke Jogja :D

jadi pengen ke jogja lagi, tapi pas ane kejogja belum tau yang namanya buah ciplukan, rasanya gimana tuh ?

Rasanya kayak buah kersen kalau pernah makan.. Kalau nggak pernah tau buah kersen.. Hmm.. rasanya mirip apa ya? Ya kayak ciplukan! *bukan pendeskripsi yang baik :p

Saya pernah ke Pasar BeringHarjo (Sekitar Desember 2010) yang lalu dan kebetulan saya dan kedua orang tua ke sana.

Saat itu waktu masih sekitar jam 7 pagi, dan pasar Bering Hardjo belum buka. Oala kepagian kah?. Kata tukang becak di sana sih begitu bukanya sekitar jam 8 pagi. Hati hati kata mereka kepada kami, konon di pasar Beringharjo banyak copetnya. Ah masa sih

Salam dari Pontianak. Kalimantan Barat. Izin Follow ya

Wah masa' sih ada pasar bukanya di atas jam 8? Bukannya biasanya pagi-pagi buta sudah buka ya? (apalagi pasar basahnya)Tapi kurang tahu juga sih saya hehehe.
Terima kasih sudah berkenan follow, Pak.